STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BAHARI DI KABUPATEN ENDE
Oleh
Josef Alfonsius Gadi Djou
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Flores
A. Pendahuluan
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar yang wilayahnya
terbentang dari Sabang hingga Merauke atau dari Talaud hingga Rote.
Indonesia diakui sebagai salah satu negeri yang elok dengan berbagai
keindahan alamnya, tidak hanya di darat, juga di laut. Di Indonesia
bertebar beraneka ragam ekosistem laut dan pesisir. Ada banyak pantai
berpasir indah di negeri ini yang menakjubkan bagi yang melihatnya. Ada
juga banyak gua, laguna, estuari, hutan mangrove, padang lamun, rumput
laut, dan terumbu karang yang menghiasi negeri ini. Semuanya indah dan
perawan (pristine, unspoiled). Indonesia juga memiliki enam dari sepuluh
ekosistem terumbu karang terindah dan terbaik di dunia. Ada Raja Ampat,
Wakatobi, Taka Bone Rate, Bunaken, Karimun Jawa, dan Pulau Weh yang
terderet dalam sepuluh ekosistem terumbu karang yang dikeluarkan oleh
World Tourism Organization.
Indonesia sebagai negara kepulauan berpotensi besar untuk mengembangkan
potensi wisata bahari. Keragaman hayati dan kebhinekaan sosial budaya
memiliki keunikan dan daya tarik bagi wisatawan nusantara dan
mancanegara. Pengembangan potensi wisata bahari memiliki arti strategis
dalam pengembangan budaya bahari, usaha multisektor, ekonomi daerah, dan
penguatan peran serta masyarakat.
Hampir tidak ada yang memungkiri bahwa Indonesia merupakan surga bagi
pengembangan potensi wisata bahari. Terumbu karang Indonesia menyumbang
sebanyak 21% kekayaan terumbu karang dunia dan 75% jenis karang di dunia
dapat ditemui di sini. Lebih dari 3.000 jenis ikan hidup di perairan
Indonesia membentuk taman surgawi yang begitu indah. Taman–taman laut
tersebut telah menjadi kawasan hutan bakau terbesar di dunia. Jika
dikelola dengan baik, kawasan taman laut di Indonesia dapat menghasilkan
sekitar US$ 2,3 miliar atau Rp21 triliun lebih per tahun. Pertanyaan
yang muncul adalah apakah bangsa Indonesia telah menyadari begitu besar
potensi wisata bahari yang dimiliki?
Potensi–potensi wisata di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, antara lain
adalah P. Komodo di Kabupaten Manggarai Barat dan Danau Tiga Warna
Kelimutu di Kabupaten Ende. Selama ini yang dikenal oleh wisatawan
mancanegara (wisman) hanya dua objek wisata di Pulau Flores, padahal di
kabupaten lain, selain kedua kabupaten itu, masih banyak objek wisata
lain. Dari arah barat Pulau Flores, objek wisata itu adalah sebagai
berikut: Pulau Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Danau Ranamese dan
Pemandangan Indah di Gunung Anak Ranaka Kabupaten Manggarai Timur, Taman
Wisata Alam Tujuh Belas Pulau di Riung Kabupaten Ngada, Danau Tiga
Warna Kelimutu di Kabupaten Ende, Taman Wisata Alam Gugus Pulau Teluk
Maumere di Kabupaten Sikka, Devosi Prosesi Jumad Agung atau Semana Santa
di Kabupaten Flores Timur, dan Atraksi Langka Perburuan Ikan Paus
Nelayan Lamalera di Kabupaten Lembata. Peta Provinsi Nusa Tenggara Timur
dapat dilihat pada Lampiran 1.
Kabupaten Ende yang berada di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur
memiliki berbagai potensi wisata bahari yang dapat lebih dikembangkan
menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun
wisatawan asing. Kabupaten Ende dengan luas 2.046,60 km2 dan memiliki
garis pantai sepanjang 111 mil atau 205,572 km terbelah dari pesisir
utara panjang 60 mil atau 111,120 km dan pesisir selatan sepanjang 51
mil atau 94,452 km ditengah dari Pulau Flores. Peta kabupaten Ende dapat
dilihat pada lampiran 2.
Data kunjungan wisatawan ke Kabupaten Ende dari tahun 2006 sampai dengan 2010 adalah sebagai berikut.
Tabel 1
Pengunjung Taman Nasional Kelimutu
Tahun 2006 sampai dengan 2010
Data di atas memperlihatkan bahwa yang menjadi prioritas kunjungan
wisatawan ke Kabupaten Ende adalah Taman Nasional Kelimutu. Pengunjung
wisata bahari belum ada.
B. Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk mencari strategi pengembangan potensi
wisata bahari di Kabupaten Ende; potensi wisata bahari diharapkan dapat
menjadi penopang perekonomian masyarakat Kabupaten Ende; pengembangan
potensi wisata bahari secara terencana dan bervisi untuk jangka waktu
panjang bertujuan bagi kemajuan pariwisata Kabupaten Ende.
C. Tinjauan Pustaka
Menurut Sayid Abdul Karim dalam SumbawaNews.com (15 Januari 2009),
dengan memahami berbagai potensi dan hambatan kultural yang ada pada
masyarakat setempat, potensi wisata di daerah kurang berkembang dan
belum dapat dimaksimalkan. Pengembangan pariwisata bukan hanya merupakan
tugas pemerintah. Akan tetapi, juga pelaku bisnis pariwisata diharapkan
dapat berperan aktif dalam mengembangkan destinasi dan melaksanakan
strategi pemasaran yang tepat, efisien, dan efektif, terutama bagi objek
daya tarik wisata (ODTW) yang potensial untuk dipasarkan. Dengan
strategi tersebut, daerah kurang berkembang akan menjadi daerah
destinasi pariwisata yang mempesona.
Visi dan misi wisata bahari menurut Hermantoro, (2009:3) adalah
“Indonesia dalam waktu 10 tahun menjadi tujuan wisata bahari terkemuka
di Kawasan Asia Pasifik”. Misi wisata bahari, dijabarkan oleh Hermantoro
(2009:3) berikut ini:
1) memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan di
alam kebaharian Indonesia;
2) menciptakan iklim kondusif bagi investasi
industri wisata bahari;
3) menciptakan keterpaduan pengembangan
pariwisata bahari yang berkelanjutan;
4) mengembangkan produk wisata
bahari dengan pola kemitraan diantara pelaku wisata bahari.
Strategi
penjabarannya adalah:
1) pengembangan terpadu kawasan wisata bahari;
2)
penataan sistem informasi, promosi, dan pemasaran;
3) pengembangan usaha
pariwisata;
4) penataan sistem pelayanan dan perizinan;
5) penataan
sistem kepelabuhan;
6) konservasi lingkungan; dan
7) pengembangan usaha
berbasis masyarakat.
Adri Mubarok dalam SuaraMahasiwaMediaOnline (29 Januari 2011), dengan
melihat minimnya jenis wisata bahari di Indonesia, jenis wisata ini
harus segera dikembangkan. Dunia telah mengakui adanya potensi wisata
bahari ini, tinggal kesadaran bangsa Indonesia untuk membangun dan
mengembangkannya. Diharapkan nantinya Indonesia akan dikenal sebagai
bangsa yang unggul dari sektor pariwisata.
M. Faried Moertolo, Direktur Promosi Dalam Negeri Kementrian Kebudayaan
dan Pariwisata (Kompas, 06 Juni 2011) mengatakan bahwa pemerintah daerah
harus bergerak cepat, terutama dalam usaha meningkatkan kualitas sumber
daya manusia di bidang pariwisata. Akomodasi dan transportasi harus
dipikirkan supaya wisatawan merasa nyaman.
D. Definisi Operasional
Beberapa definisi operasional yang dipakai dalam tulisan ini adalah sebagai berikut.
1. Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
2. Pengembangan adalah proses, cara membangun secara bertahap dan teratur yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki.
3. Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan.
4. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
E. Strategi–Strategi Pengembangan
Myra dan Ina, (2000:1–2) mengatakan bahwa alasan suatu daerah
mengembangkan sektor pariwisatanya adalah sebagai berikut. Pengembangan
pariwisata merupakan suatu tindakan yang menentukan dalam semua program
pengembangan wilayah dan masyarakat. Pada dasarnya terdapat beberapa
cara untuk menarik investor dan pebisnis ke dalam suatu daerah, yaitu
pengembangan pertanian, sektor primer lain, industri, dan pariwisata.
Diantara semua itu, pengembangan pariwisata merupakan yang paling cepat
dengan metode yang paling mudah.
Namun, potensi yang ada tersebut dewasa ini belum menjadi keunggulan
yang kompetitif bagi bangsa Indonesia. Keunggulan objek wisata itu belum
dapat memberikan kontribusi besar pada perekonomian nasional. Oleh
karena itu, agar wisata bahari benar–benar menjadi salah satu penopang
perekonomian negara secara berkelanjutan, harus dibangun dengan strategi
yang terencana dan bervisi jangka panjang.
Menurut Tribe (1997: 114) ada empat langkah strategi pariwisata yang
efektif, yaitu: a) mengutamakan pelanggan; b) menjadi pemimpin dalam
kualitas; c) mengembangkan inovasi yang radikal; dan d) memperkuat
posisi strategis.
Dahuri dalam http:// rokhmindahuri.wordpress.com (02 Februari 2009)
mengatakan ada lima strategi pengembangan wisata bahari di Indonesia,
yaitu
Pertama, dalam pengelolaan pariwisata bahari tersebut pemerintah harus
mengubah pendekatan dari sistem birokrasi yang berbelit menjadi sistem
pendekatan entrepreurial. Pemerintah dituntut untuk tanggap dan selalu
bekerja keras dalam melihat peluang dan memanfaatkan peluang
sebesar–besarnya untuk kemakmuran rakyat. Pemerintah sebagai pemegang
kebijakan harus menyiapkan sebuah regulasi/kebijakan yang mendukung
pengembangan pariwisata bahari. Kebijakan tersebut antara lain, adalah
menciptakan kawasan ekonomi khusus di kawasan yang sedang mengembangkan
pariwisata bahari, misalnya memberikan kebijakan bebas visa pada
wisatawan asing yang akan berkunjung.
Kedua, melakukan pemetaan terhadap potensi wisata bahari yang dimiliki,
berupa nilai, karakteristiknya, infrastruktur pendukungnya, dan
kemampuannya dalam menopang perekonomian. Dengan demikian, dapat
ditentukan wisata bahari mana yang harus segera dibangun dan mana yang
hanya perlu direvitalisasi. Selain itu, juga perlu dipetakan lingkungan
yang terkait dengan pariwisata bahari, baik lingkungan internal maupun
eksternal. Lingkungan internal yang perlu dipetakan adalah bagaimana
kekuatan dan kelemahan pariwisata bahari tersebut. Lingkungan eksternal
yang perlu dipetakan adalah sosial–budaya, politik/kebijakan,
ekonomi–pasar, dan kemampuan teknologi. Selain itu, juga perlu diketahui
sejauh mana negara–negara lain melangkah dalam pengembangan pariwisata
bahari, Indonesia bisa belajar dari keberhasilan dan kegagalan mereka
dalam mengembangkan pariwisata bahari.
Ketiga, menyusun rencana investasi dan pembangunan atas berbagai
informasi yang telah didapatkan dari pemetaan di atas. Yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan ini adalah Indonesia tidak hanya akan
membangun sebuah pariwisata bahari. Namun, juga perlu diperhatikan
faktor pendukungnya, seperti akses transportasi, telekomunikasi, dan
lain–lain. Dengan demikian, rencana pengembangan pariwisata bahari dapat
terukur dan tepat sasaran.
Keempat, menciptakan kualitas SDM yang tangguh di bidang pariwisata
bahari, baik keahlihannya, kemampuan dalam inovasi, adaptabilitas dalam
menghadapi berbagai perubahan lingkungan eksternal, budaya kerja dan
tingkat pendidikan, serta tingkat pemahaman terhadap permasalahan
strategis dan konsep yang akan dilaksanakannya. Pada masa mendatang
keunggulan SDM dalam berinovasi akan sangat penting setara dengan
pentingnya SDA dan permodalan. Hal ini terkait dengan perkembangan
teknologi yang pesat, khususnya teknologi informasi.
Kelima, melakukan strategi pemasaran yang baik, seperti yang dilakukan
Thailand. Thailand memasarkan objek wisatanya di televisi–televisi
internasional dan berbagai media massa seperti internet, majalah dan
pameran–pameran pariwisata di tingkat internasional. Bahkan, mereka
menghabiskan dana sekitar US$ 1 miliar untuk mempromosikan wisata di
beberapa jaringan televisi internasional. Bahkan, beberapa negara
melakukan segmentasi pasar wisatawan. Hal ini seperti dilakukan oleh
Hongkong dan Thailand untuk memudahkan rencana pengembangan
pariwisatanya dengan tidak menyamaratakan pasar wisatawan.
F. Potensi Wisata Bahari
Potensi wisata bahari di Indonesia sangat beragam, bahkan nilai
keindahannya tiada bandingannya di dunia. Misalnya, Kepulauan Padaido di
Papua memiliki taman laut yang indah. Keindahannya bahkan menempati
peringkat tertinggi di dunia dengan skor 35. Posisi ini telah
mengalahkan taman laut Great Barrier Reef dengan skor 28 di Queensland,
Australia. Selain jenis wisata alam (eco tourism) seperti Taman Laut
Kepulauan Padaido, masih ada banyak jenis wisata bahari lainnya yang
tersebar di Nusantara di antaranya adalah wisata bisnis (business
tourism), wisata pantai (seaside tourism), wisata budaya (cultural
tourism), wisata pemancingan (fishing tourism), wisata pesiar (cruise
tourism), wisata olahraga (sport tourism), dan lain–lain.
Wisata bahari mencakup kegiatan–kegiatan yang terdiri dari sailing
(berlayar), cruising (kapal pesiar), yachting (perahu), diving
(penyelaman), snorkeling (penyelaman laut dalam), wind surfing (selancar
angin), surfing (selancar), jet ski sport (olahraga jet ski), power
boating (perahu bermotor), canoeing (bersampan), sea kayaking (kayak
dilaut), boat racing (lomba perahu), whale watching (menonton ikan
paus), dan sport fishing (lomba pancing ikan).
Yang perlu dipersiapkan untuk kegiatan wisata bahari adalah
a) penyiapan
sarana prasarana;
b) pelaku pengelola dan pelaksana;
c) aksesibilitas
ke produk dan destinasi wisata bahari; dan
d) pedagang perantara atau
tour operator.
Wisata Bahari itu memerlukan pelayanan publik berupa:
a)
SDM penjaga pantai yang andal;
b) SAR yang siap sedia;
c) peralatan
keselamatan / kendaraan di darat sampai helikopter;
d)
peraturan–peraturan/urusan keselamatan, keamanan yang berstandar
internasional; dan
e) sejumlah hal teknis lainnya.
Pemerintah sebagai pendukung dan fasilitator tetap berada di garis depan
dengan memfasilitasi pengembangan sarana dan prasarana, kegiatan
pendidikan, dan pemasaran wisata bahari.
G. Lokasi–Lokasi Wisata Bahari di Kabupaten Ende
Ada 15 lokasi wisata budaya dan 69 lokasi wisata alam yang tersebar pada
21 kecamatan di Kabupaten Ende dan yang menjadi lokasi wisata bahari
terdapat di 24 lokasi yang tersebar di 11 kecamatan.
Jumlah itu siap
dikembangkan menjadi daya tarik bagi wisatawan seperti terlihat pada
Tabel 2.
Dari Tabel 2 dan Lampiran 3 dan Lampiran 4 dapat dilihat bahwa semua
objek wisata bahari belum dikembangkan. Yang disuguhkan sebagai objek
wisata masih berupa panorama saja.
H. Strategi Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Kabupaten Ende
Pertama, untuk dapat mengelola potensi–potensi wisata bahari yang ada,
Pemerintah Kabupaten Ende harus mengeluarkan kebijakan yang memberikan
kesempatan dan kemudahan kepada pelaku pariwisata untuk dapat masuk ke
dalam kawasan wisata bahari agar memulai usahanya. Kebijakan yang
dilakukan adalah dengan mempermudah pengurusan izin usaha dan izin
mengelola kawasan wisata bahari. Kebijakan yang terkait dengan strategi
ini adalah kebijakan penataan ruang dengan mengikuti peraturan yang
berlaku dan perlindungan terhadap lingkungan.
Tabel 2
Objek Wisata Bahari di Kabupaten Ende
Kedua, pemerintah membuat perencanaan untuk mengembangkan
kawasan–kawasan wisata bahari sehingga dapat diketahui kawasan mana yang
lebih dapat cepat dijual dan kawasan mana yang perlu lebih banyak
memerlukan penataan infrastruktur. Strategi kedua ini ditempuh agar
tidak terjadi konflik kepentingan antarsektor.
Ketiga, dengan perencanaan yang dibuat dalam strategi kedua, akan dapat
diketahui bukan saja apa yang harus dikembangkan di kawasan wisata
bahari, tetapi juga akan diketahui hal apa saja yang diperlukan untuk
sarana–sarana pendukung kawasan wisata bahari di Kabupaten Ende. Yang
penting diperhatikan di Kabupaten Ende adalah pengembangan sarana
pelabuhan laut dan penambahan kemampuan Bandar Udara H.H. Aroeboesman
Ende untuk bisa didarati pesawat berbadan lebar. Selain itu, juga
dukungan infrastruktur jalan yang menghubungkan potensi–potensi wisata
bahari di Kabupaten Ende.
Keempat, pemerintah bersama masyarakat kawasan wisata bahari
mempersiapkan sumber daya manusia yang akan mengelolanya. Pengembangan
sumber daya manusia bisa dilakukan melalui pelatihan–pelatihan
pengelolaan wisata bahari. Melalui strategi ini diharapkan masyarakat
dapat berpartisipasi dalam pengembangan wisata bahari.
Kelima, pemerintah mempromosikan kawasan–kawasan wisata bahari di
Kabupaten Ende secara kontinu dan berkesinambungan melalui berbagai cara
dan media.
Kelima strategi ini diharapkan dapat mengembangkan potensi pariwisata
bahari di Kabupaten Ende. Namun, strategi–strategi ini tidak akan
berarti jika pemerintah, investor/swasta, perbankan, masyarakat, dan
pihak lain yang memungkinkan tidak berkoordinasi dalam mengembangkan
potensi wisata bahari untuk kemakmuran rakyat Kabupaten Ende.
I. Penutup
Objek wisata bahari di Kabupaten Ende belum dikembangkan. Hal ini
disebabkan perhatian pemerintah terhadapnya melalui APBD kurang.
Pemerintah lebih mengembangkan Taman Nasional Kelimutu. Diharapkan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ende bekerja sama dengan berbagai
pihak yang terkait mengembangkan objek wisata bahari dengan mengutamakan
partisipasi masyarakat setempat.
Agar pengembangan potensi wisata ini maksimal, infrastruktur dan
manajemennya diatur sebelum dipromosikan. Hal ini mencegah terjadinya
dampak negatif dari pengembangan sektor pariwisata.
Kota Ende Flores