ENDE -- Teater plus-Kupang memproduksi film dokumentar tentang Ine Pare
yang berdurasi 45 menit. Pelaksaan shoting film tersebut dilakukan
semenjak Jumat (14/11/2014) hingga Rabu (19/11/2014) dengan mengambil
sejumlah lokasi di dalam wilayah Kabupaten Ende.
Piter Kembo selaku sutradara film Ine Pare kepada Pos Kupang saat ditemui di Kantor Bupati Ende, Rabu (19/11/2014) mengatakan alasan pihaknya memproduksi film pendek Ine Pare dilatarbelakangi oleh keinginan pihaknya untuk kembali menghidupkan budaya-budaya lokal kedalam bentuk cerita film.
"Saat ini kaum muda lebih senang menikmati film-film impor dibandingkan dengan film budaya dalam negeri padahal film produksi luar negeri belum tentu cocok dengan karakteristik kebudayaan masyarakat lokal,"kata Piter.
Oleh karena itu ujar Piter maka pihaknya sebagai warga NTT terdorong memproduksi film pendek tentang Ine Pare.
Diharapkan dengan keberadaan film pendek tentang Ine Pare kaum muda terutama yang kini masih bersekolah lebih menaruh kecintaan mereka akan budaya lokal.
Film pendek Ine Pare ujar Piter merupakan hasil kerjasama dengan Pemerintah Propinsi NTT yang sedianya akan diputar di sekolah-sekolah yang ada di seluruh NTT.
Piter mengatakan film pendek Ine Pare didukung oleh sejumlah pemain baik yang berasal dari wilayah Kabupaten Ende maupun dari luar daerah.
"Meskipun dari luar daerah mereka sebenarnya adalah warga Ende yang bermukim di Kota Kupang. Kami libatkan mereka untuk mendukung film tersebut karena mereka dianggap tahu tentang budaya Kabupaten Ende,"kata Piter.
Lokasi pengambilan shoting film Ine Pare ujar Piter dilakukan di sejumlah lokasi di Kabupaten Ende baik di Moni, Gunung Keli Ndota, Detukeli, Kawasan Kelimutu hingga di Pasar Wolowona, Kota Ende.
Kisah Ine Pare yang diangkat dalam film pendek berdurasi 45 menit itu ujar Piter mengisahkan tentang tokoh Ine Pare yang dipercaya sebagai dewi padi . "Ine Pare adalah dongeng tentang adanya dewi padi yang dipersembahkan agar bisa menyuburkan tanaman,"kata Piter.
Asisten II Setda Ende, Drs Siprianus Reda Lio saat menerima rombongan teater plus mengatakan atas nama pemerintah pihaknya memberikan apresiasi kepada sutradara serta seluruh kru teater plus yang telah memproduksi film Ine Pare.
"Tentunya kami berharap dengan adanya kisah Ine Pare yang diangkat dalam bentuk film menambah kecintaan masyarakat akan budaya Kabupaten Ende. Demikianpun anak-anak muda tidak melupakan adanya legenda ataupun dongeng asli dari Kabupaten Ende,"kata Siprianus.
Menurut Siprianus dongeng ataupun cerita legenda tentunya mengandung pesan-pesan moral yang baik bagi generasi muda sehingga wajar kalau sebagai pemerintah pihaknya memberikan dukungan adanya film tentang Ine Pare.
Piter Kembo selaku sutradara film Ine Pare kepada Pos Kupang saat ditemui di Kantor Bupati Ende, Rabu (19/11/2014) mengatakan alasan pihaknya memproduksi film pendek Ine Pare dilatarbelakangi oleh keinginan pihaknya untuk kembali menghidupkan budaya-budaya lokal kedalam bentuk cerita film.
"Saat ini kaum muda lebih senang menikmati film-film impor dibandingkan dengan film budaya dalam negeri padahal film produksi luar negeri belum tentu cocok dengan karakteristik kebudayaan masyarakat lokal,"kata Piter.
Oleh karena itu ujar Piter maka pihaknya sebagai warga NTT terdorong memproduksi film pendek tentang Ine Pare.
Diharapkan dengan keberadaan film pendek tentang Ine Pare kaum muda terutama yang kini masih bersekolah lebih menaruh kecintaan mereka akan budaya lokal.
Film pendek Ine Pare ujar Piter merupakan hasil kerjasama dengan Pemerintah Propinsi NTT yang sedianya akan diputar di sekolah-sekolah yang ada di seluruh NTT.
Piter mengatakan film pendek Ine Pare didukung oleh sejumlah pemain baik yang berasal dari wilayah Kabupaten Ende maupun dari luar daerah.
"Meskipun dari luar daerah mereka sebenarnya adalah warga Ende yang bermukim di Kota Kupang. Kami libatkan mereka untuk mendukung film tersebut karena mereka dianggap tahu tentang budaya Kabupaten Ende,"kata Piter.
Lokasi pengambilan shoting film Ine Pare ujar Piter dilakukan di sejumlah lokasi di Kabupaten Ende baik di Moni, Gunung Keli Ndota, Detukeli, Kawasan Kelimutu hingga di Pasar Wolowona, Kota Ende.
Kisah Ine Pare yang diangkat dalam film pendek berdurasi 45 menit itu ujar Piter mengisahkan tentang tokoh Ine Pare yang dipercaya sebagai dewi padi . "Ine Pare adalah dongeng tentang adanya dewi padi yang dipersembahkan agar bisa menyuburkan tanaman,"kata Piter.
Asisten II Setda Ende, Drs Siprianus Reda Lio saat menerima rombongan teater plus mengatakan atas nama pemerintah pihaknya memberikan apresiasi kepada sutradara serta seluruh kru teater plus yang telah memproduksi film Ine Pare.
"Tentunya kami berharap dengan adanya kisah Ine Pare yang diangkat dalam bentuk film menambah kecintaan masyarakat akan budaya Kabupaten Ende. Demikianpun anak-anak muda tidak melupakan adanya legenda ataupun dongeng asli dari Kabupaten Ende,"kata Siprianus.
Menurut Siprianus dongeng ataupun cerita legenda tentunya mengandung pesan-pesan moral yang baik bagi generasi muda sehingga wajar kalau sebagai pemerintah pihaknya memberikan dukungan adanya film tentang Ine Pare.
No comments:
Post a Comment