Wakil Bupati Ende, Djafar Achmad meminta kepada pemilik kapal KM
Ariraya untuk segera menyingkir bangkai kapal tersebut sekitar landasan
Bandara Haji Hasan Aroboesman Ende karena keberadaan bangkai kapal
tersebut dinilai mengganggu proses embarkasi pesawat di Bandara Haji
Hasan Aroboesman Ende.
Kepada Pos Kupang, Selasa (27/5/2014) yang menemuinya di rumah jabatan Wakil Bupati Ende, Jalan Soekarno, Wabup Djafar mengatakan sesuai dengan informasi yang diterimanya dari otoritas Bandara Haji Hasan Aroboesman Ende menyatakan bahwa semenjak kapal Ariraya terdampar di dekat bandara beberapa waktu lalu membuat proses penerbangan praktis menjadi terganggu.
"Pihak bandara terpaksa harus memperpendek landasan pesawat dari 1.600 meter menjadi 1.400 meter itu artinya ada masalah yang ditimbulkan dari terdamparnya KM Ariraya,"kata Wabup Djafar.
Sehubungan dengan terdamparnya KM Ariraya, Wabup Djafar mengatakan pihaknya telah menugaskan Kepala Dinas (Kadis) Perhubungan Kabupaten Ende, Cosmas Nyo untuk menemui pemilik kapal di Surabaya guna meminta kepasatian soal keberadaan kapal Ariraya yang hingga kini masih terdampar di dekat Bandara Ende.
"Kita ingin kepastian kapan kapal itu dievakusai atau mau dijadikan besi tua silahkan saja itu urusan mereka yang terpenting kapal itu segera disingkirkan dari area Bandara Ende,"ujarnya.
Menurut Wabup Djafar dari kaca mata dirinya melihat bahwa keberadaan kapal Ariraya saat ini tampaknya agak sulit dievakuasi karena letaknya sudah berada diatas pasir sehingga jalan keluarnya ada kemungkinan akan dipotong. "Indikasinya sepertinya akan dipotong,"ujarnya.
Menurut Wabup Djafar pihaknya tidak ingin keberdaan kapal Ariraya justru membawa dampak yang lebih luas terdahap keberadaan bandara. Oleh karena itu pihaknya meminta agar kapal itu harus segera disingkirkan dari bandara.
"Saat ini memang kondisinya masih agak jauh dari bandara namun bukan tidak mungkin suatu saat apabila terkena hantaman ombak besar bisa saja kapal terlempar hingga memasuki area bandara. Hal ini tentu akan membawa dampak yang luar biasa karena bisa melumpuhkan bandara Ende,"ujarnya.
Kepada Pos Kupang, Selasa (27/5/2014) yang menemuinya di rumah jabatan Wakil Bupati Ende, Jalan Soekarno, Wabup Djafar mengatakan sesuai dengan informasi yang diterimanya dari otoritas Bandara Haji Hasan Aroboesman Ende menyatakan bahwa semenjak kapal Ariraya terdampar di dekat bandara beberapa waktu lalu membuat proses penerbangan praktis menjadi terganggu.
"Pihak bandara terpaksa harus memperpendek landasan pesawat dari 1.600 meter menjadi 1.400 meter itu artinya ada masalah yang ditimbulkan dari terdamparnya KM Ariraya,"kata Wabup Djafar.
Sehubungan dengan terdamparnya KM Ariraya, Wabup Djafar mengatakan pihaknya telah menugaskan Kepala Dinas (Kadis) Perhubungan Kabupaten Ende, Cosmas Nyo untuk menemui pemilik kapal di Surabaya guna meminta kepasatian soal keberadaan kapal Ariraya yang hingga kini masih terdampar di dekat Bandara Ende.
"Kita ingin kepastian kapan kapal itu dievakusai atau mau dijadikan besi tua silahkan saja itu urusan mereka yang terpenting kapal itu segera disingkirkan dari area Bandara Ende,"ujarnya.
Menurut Wabup Djafar dari kaca mata dirinya melihat bahwa keberadaan kapal Ariraya saat ini tampaknya agak sulit dievakuasi karena letaknya sudah berada diatas pasir sehingga jalan keluarnya ada kemungkinan akan dipotong. "Indikasinya sepertinya akan dipotong,"ujarnya.
Menurut Wabup Djafar pihaknya tidak ingin keberdaan kapal Ariraya justru membawa dampak yang lebih luas terdahap keberadaan bandara. Oleh karena itu pihaknya meminta agar kapal itu harus segera disingkirkan dari bandara.
"Saat ini memang kondisinya masih agak jauh dari bandara namun bukan tidak mungkin suatu saat apabila terkena hantaman ombak besar bisa saja kapal terlempar hingga memasuki area bandara. Hal ini tentu akan membawa dampak yang luar biasa karena bisa melumpuhkan bandara Ende,"ujarnya.
No comments:
Post a Comment