WELCOME TO ENDE FLORES KOTA RAHIMNYA PACASILAKOTA RAHIMNYA PACASILA

Thursday, April 24, 2014

Daftar Tarif Kapal: KM. Dharma Ferry II Lintasan: Surabaya - Ende

Daftar Tarif


  • Pembelian tiket dapat dilakukan di agen resmi penjualan tiket atau kantor cabang PT. DLU terdekat.
  • Apabila ada perbedaan harga, itu disebabkan oleh agen resmi penjualan tiket setempat.
Info Lebih Lanjut Silahkan Hubungi :

PT. DHARMA LAUTAN UTAMA
CABANG
SURABAYA
JL.PERAK TIMUR NO 512, 5-7 Surabaya
TELP/FAX : (031)3298777 / 3297267 / 3297269

PT. DHARMA LAUTAN UTAMA
CABANG ENDE
JL. PAHLAWAN, NO. 14 Ende
TELP/FAX : 0381-21732
 
                                                
KM. Dharma Ferry IILintasan: Surabaya - Ende

Tuesday, April 22, 2014

WISATA KE KOLAM AIR PANAS “ AE OKA “ DETUSOKO ENDE

http://www.tourism-mpu.com/img/kolamairpanasaeokadetusoko.jpg 

KOLAM AIR PANAS “ AE OKA “ DETUSOKO

Kolam Air Panas Ae Oka Detusoko berjarak , ± 33 km dari Kota Ende dapat ditempuh dalam + 1 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda 2 (dua) maupun roda 4 (empat) , kolam ini terletak dipinggir jalan menuju Kec. Maurole ke arah utara ± 1 km dari terminal Detusoko ke kolam Air Panas Ae Oka yang telah ditata dengan baik dan rapi. Air panas ini mengandung belerang dan dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Berdasarkan hasil penelitian suhu air panas Oka ini berkisar antara 35 s/d 45 derajat celcius.

Kolam Air Panas Oka ramai dikunjungi oleh masyarakat lokal sekitar wilayah Detusoko pada sore hari karena keadaan cuaca yang dingin, sedangkan pada hari- hari libur akan ramai dikunjungi oleh pelancong/ pengunjung dari kota Ende yang selain bertujuan untuk mandi mereka juga menikmati keindahan panorama yang masih sangat alami.

Peserta dapat menikmati hangatnya berendam atau sekedar mencelupkan kaki di Kolam Ae Oka Detusoko.

Pulau Ende akan dijadikan pulau klaster pembudidayaan rumput laut di Kabupaten Ende

 Pelabuhan Ende

Hal ini disampiakan Wakil Bupati Ende, Drs.H.Djafar H.Ahmad,MM ketika rapat koordinasi dengan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dan Para Camat Se-kabupaten Ende di aula Lantai dua Kantor Bupati Ende,(21/4)

Di hadapan para pimpinan SKPD dan para Camat, Djafar mengatakan Pulau Ende mempunyai potensi untuk membudidayakan rumput laut.

“Pulau Ende mempunyai potensi untuk membudidayakan rumput laut.”ujar Wakil Bupati.

Menurut Djafar, masyarakat nelayan Kabupaten Ende, belum maksimal memanfaatkan potensi laut Sawu, padahal laut Sawu mempunyai potensi yang handal untuk pengembangan sumber daya laut.

“Realita yang terjadi saat ini, ikan yang dijual di pasar-pasar di Kabupaten Ende merupakan sumber ikan yang didistribusikan dari daerah luar seperti Maumere, Makasar, Nagekeo dan daerah-daerah lainnya. Sementara Ende mempunyai potensi alam laut yang cukup bagi masyarakat kabupaten Ende tapi tidak dioptimalkan,”tandasnya.

Pelabuhan Ende 
                                      Pelabuhan Ende

Pembangunan Kawasan Pelabuhan

Pada kesepatan itu, Djafar juga menyinggung soal pembangunan pelabuhan Ende sebagai kawasan perhubungan Ende – Surabaya.

Menurut Djafar, dirinya sudah berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan mengenai pembangunan pelabuhan. ”Saya sudah berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan membicarakan tentang pelabuhan Ende sebagai kawasan perhubungan Ende Surabaya,.”katanya

Djafar menambahkan, Pemda akan bekerja sama dengan pihak Damri untuk mobilisasi para penumpang yang ingin pergi atau pulang melalui transportasi laut.

“Kita akan membantu masyarakat untuk memobilisasi penumpang kapal. Kita akan bekerja sama dengan Damri nanti,”katanya.

 
                         Pelabuhan Ende

WABUP DJAFAR PROAKTIF, TINJAU LONGSORAN DI NKM 17

Wakil Bupati Ende, H.Djafar H.Achmad, Sabtu pagi(19/04) tinjau lokasi longsoran di KM 17,jurusan Ende-Maumere. Kehadiran Wabup Djafar di KM 7 itu, menyikapi laporan masyarakat tentang adanya longsoran di jalan Negara tersebut.

Djafar diampingi Kasat.Pol.PP Ende Abu Longgi dan Humas Pemkab Ende. Sekitar pukul 10.18, tiba lokasi dan langsung memantau pelaksanaan evakuasi material longsoran oleh petugas teknis dari kontraktor PT.Agogo.

Disela-sela peninjauan, Wabup Djafar mengatakan kedepannya setiap pekerjaan proyek harus diawali dengan survey yang melibatkan tenaga ahli geologi. Pentingnya tenaga ahli geologi, kata Djafar karena adanya spesifikasi struktur tanah di pulau Flores khususnya Ende. “Pekerjaan proyek harus melalui survey dan harus melibatkan ahli geologi, karena struktur tanah di Pulau Flores jauh berbeda dengan wilayah lainnya” Ujar Djafar memberi petunjuk.

Dia menjelaskan bahwa, pengerjaan suatu proyek harus dilakukan secara bertahap.” Selesaikan dahulu di satu titik sampai benar-benar beres baru pindah ketitik berikutnya” Tutur Djafar menambahkan. Karena itu, demikian Djafar, setiap design proyek mesti dipahami betul kondisi lokasinya, berikut dampak akan ditimbulkan bagi masyarakat, seperti longsoran dan terhambatnya jalur transportasi.

Dia menjanjikan akan mempelajari system proyek yang ada agar dapat mengambil langkah-langkah yang tepat sehingga kedepannya kualitas proyek dapat dipertanggung-jawabkan sekaligus meminimalisir dampak negative bagi masyarakat. Untuk itu, ucap Djafar, Ia akan membangun komunikasi dengan kepala Bina Marga Pusat terkait dengan perencanaan hingga pelaksanaan proyek perluasan jalan Negara di Kab.Ende.

Untuk saat ini, dia menghimbau masyarakat penggna jalan tersebut agar selalu berhati-hati bila melewati titik rawan longsor yang ada.

Sementara petugas lapangan kontraktor PT.Agogo, Darius menjelaskan kepada Wabup bahwa longsoran terjadi pada hari Jumat (18/04) dengan akumulasi longsoran berikutnya saat hujan deras. Panjang longsoran mencapai 900 M di 3 titik, dari KM 7 sampai KM 20, dengan volume material yang cukup banyak terkonsentrasi di KM 20.

Langkah pembersihan material sat itu terhambat akibat turunnya hujan deras, namun masih bisa diselesaikan dalam waktu 4 jam. “ Kami bersikap cepat tanggap dengan mengoperasikan alat berat yang sudah disiagakan pada setiap titik longsoran.Namun sempatak terkendala ketika turun hujan besar” Ungkap Darius memberi penjelasan

Bupati Ende Resmi Keluarkan Pemberitahuan Lima Hari Kerja

Bupati Ende, Marselinus Y.W.Petu, Senin (21/4) siang kemarin, resmi mengeluarkan Surat Pemberitahuan terkait pelaksanaan lima hari kerja bagi PNS dan tenaga kontrak di lingkup Pemkab Ende.

Pemberitahuan bernomor BO.065/29/IV/2014, tertanggal 15 April 2014 itu sudah dikirim kepada masing-masing pimpinan SKPD se-Kab.Ende. Dalam pemberitahuan itu disebutkan, landasan pijak pelaksanaan lima hari kerja merujuk pada Kepres No.68 Tahun 1995 tentang hari kerja di lingkungan lembaga pemerintah dan Keputusan MENPAN No.08 Tahun 1996 tentang pedoman pelaksanaan hari kerja di lingkungan lembaga pemerintah. Rujukan tersebut juga mengacu pada arahan Bupati Ende pada apel perdana Senin 14 April 2014.

Isi surat pemberitahuan tersebut menyatakan bahwa penetapan hari kerja yang semula enam hari dialihkan menjadi lima hari, yaitu hari Senin s/d Jumat dan mulai dilaksanakan efektif pada senin (21/4). Selain itu juga ditulis jam kerja efektif yaitu Hari Senin - Kamis jam kerja pukul 07.30 - 16.00 wita. Sedangkan khusus untuk Hari Jumat, jam kerja diatur dari pukul 07.30 - 16.30 Wita.

Dalam perhitungan jam kerja efektif disebutkan bahwa untuk Senin - Kamis, masuk kantor jam 07.30 wita. Istrahat jam 12.00 - 13.00 wita. Sedangkan jam pulang pukul 16.00 wita,yang terakumulasi dalam jam kerja efektif sebanyak 7,5 jam. Untuk Hari Jumad, masuk jam 07.30. Istrahat jam 11.30 - 13.00. Jam pulang jatuh pada pukul 16.30 wita, dengan akumulasi jam Istrahat jam 11.30 - 13.00. Jam pulang jatuh pada pukul 16.30 wita, dengan akumulasi jam kerja efektif sama seperti hari Senin - Kamis, sejumlah 7,5 jam.

Menurut Surat pemberitahuan tertsebut, rincian jam kerja efektif berdasarkan perhi-tungan Analisa Beban Kerja (ABK) sesuai Permendagri No.12 tahun 2008 tentang pe-doman Analisa Beban Kerja di lingkungan Depdagri dan Pemda.

Selain pemberlakuan lima hari kerja, dalam surat itu juga disebutkan ketentuan tentang pakaian dinas, antara lain setiap hari senin sampai Rabu berpakaian keki lengkap dengan atributnya dan khusus bagi perempuan tetap menggunakan pakaian dinas sesuai aturan yang berlaku (memakai Rok) terkecuali sedang dalam melakukan perjalanan dinas dalam daerah (tugas luar) dapat memakai celana panjang keki. Sementara untuk Kamis menggunakan baju tenun ikat Ende Lio (Bukan buatan pabrik), dan Hari Jumat berpakaian olah raga. Khusus hari jumat pertama dalam bulan diwajibkan mengikuti pembinaan rohani dengan berpakaian keki.

Terkait hari besar nasional dan setiap tanggal 17 dalam bulan, PNS harus berpakaian KORPRI dilengkapi dengan atribut termasuk topi. Dan khusus Dinas Perhubungan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kantor Sat.Pol.PP dan Kantor PPTSP tetap menggunakan pakaian dinas sesuai karakteristiknya.

Melalui pemberitahuan yang sama, Bupati Marsel mengingatkan kepada masing-masing pimpinan SKPD untuk menjabarkan pmberitahuan lima hari kerja dengan menyesuaikan daftar hadir (presensi) sesuai ketentuan lima hari kerja serta mengatur pembagian piket kepada staf pada jam istirahat.

Ketentuan lima hari kerja dengan jam istrahat dan pulang, berlaku bagi seluruh PNS dan tenaga kontrak di lingkup Pemkab Ende. Sedangkan bagi guru pada sekolah-sekolah, tenaga medis dan para medis pada BLKUD (RSUD), Puskesmas dan jajarannya, tetap mengacu pada 6 hari kerja sesuai ketentuan yang berlaku.

Pleno Hasil Pileg KPU Ende Berlangsung Alot

Pleno penetapan hasil pemungutan suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Ende,Senin (21/4), belangsung alot. Sebelum palu diketok Ketua KPU Florentinus H. Wadhi, hujan interupsi terus dilakukan saksi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP),Farid Numba yang juga ketua partai berlambang ka'bah itu.

Dia mempertanyakan tata tertib pleno. Namun setelah kurang lebih 30 menit diberi penjelasan akhirnya pleno bisa dimulai.

Pleno yang dilangsungkan di Aula BBK Ende itu, pembukaannya dihadiri Bupati Ende Marsel Petu dan Wakil Bupati Djafar H Achmad dan unsur Fokompimda.

Pleno Pileg diawali dengan Daerah Pemilihan II yang terdiri dari lima kecamatan yakni Nangapanda, Pulau Ende, Ende,Ndona dan Ndona Timur. Hingga berita ini dikirim ke redaksi Pukul 18.30 baru empat kecamatan di Dapil II yang sudah selesai pleno, minus Ndona Timur.

Dari hasil sementara, untuk DPR Pusat, DPD dan DPR Propinsi terjadi penyebaran pembagian suara Pileg 2014 ini cukup merata. Seperti di Nangapanda, PDI Perjungan mendapat suara terbanyak sebesar 3051. Sementara DPD Syafrudin Ata Soge meraup suara 2.864, dan untuk DPRD provinsi, Anwar Pua Geno dari Golkar mendulang suara tertinggi 3.490 suara.

Sementara itu, di Kecamatan Pulau Ende, Ismail Dean meraih suara 1.259 untuk DPR Pusat, untuk DPD Syafrudin Ata Soge meraup suara tertinggi 4.419. Dan untuk DPRD propinsi Anwar Pua Geno dari Golkar meraup suara tertinggi 1.549.

Di Kecamatan Ende, untuk DPR RI Yoseph Nae Soi dari Golkar meraup 2.419, sementara DPD suara terbanyak Raldy Doi, sementara DPR provinsi oleh Maurits Pala dengan total suara 2.389 suara. Untuk Kecamatan Ndona, DPR RI, Melki Laka Lena dari Golkar meraup suara tertinggi 2.185. DPD, Raldy Doi dengan 2.623 suara. Sementara DPRD provinsi Yucundianus Lepa dari PKB mengantongi suara 1921.

Sementara itu untuk suara partai bisa dilihat, Kecamatan Nangapanda PDIP meraup angka tertinggi 3051 untuk DPR Pusat, sementara untuk DPRD provinsi Golkar meraup tertinggi 3490.Kecamatan Pulau Ende, DPR Pusat PKB dengan suara 1445, dan untuk DPRD provinsi, Golkar unggul dengan 1769.

Di Kecamatan Ende, DPR Pusat PDIP meraih suara 1907,untuk DPRD provinsi PDIP dengan 3032.Untuk kecamatan Ndona Golkkar meraup 2949, Propinsi PKB dengan 2369.

Rapat Pleno ini berjalan cukup alot. Hujan interupsi terus dilontarkan saksi partai maupun DPD. Namun secara keseluruhan berjalan dengan aman . Mekanisme yang ditemupuh berjalan baik.

Sunday, April 20, 2014

Yosef Nganggo, S.Ag : �SMAgK St. Thomas Morus Didirikan Atas Dasar Keprihatinan Terhadap Degradasi Moral Bangsa�

















Ende (Inmas) – Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAgK) St. Thomas Morus Ende berdiri pada tanggal 14 Januari 2012 oleh sejumlah awam Katolik yang mengabdi pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende dan direstui oleh Yang Mulia Bapak Uskup Agung Ende pada tanggal 12 Maret 2012 dan mendapat ijin operasional dari Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI Nomor : DJ.IV/Hk.005/125/2012, tanggal 12 Juli 2012.

Lembaga ini didirikan atas dasar keprihatinan terhadap moralitas bangsa karena hampir disemua aspek kehidupan dan dimana-mana telah terjadi degradasi moral. Dan untuk memulihkan moralitas bangsa yang telah memudar dan merosot itu merupakan tanggung jawab semua warga negara. Selain itu, untuk menjawab salah satu isu Muspas Keuskupan Agung Ende pada tahun 2010 yakni Pastoral Kategorial yang seyogianya tersedianya awam Katolik yang menjadi saksi Kristus dalam tugas dan pekerjaannya.

“Melalui SMAgK ini diharapkan para siswa dibekali dengan pengetahuan umum dan lebih khusus lagi mereka diberi beberapa bidang studi keagamaan yang tidak dapat diperoleh di sekolah umum, misalnya Kitab Suci, Pokok Iman dan Moral Katolik, Sejarah Gereja, Liturgi dan Pastoral Kateketik lalu ditambah dengan pembiasaan kehidupan keagamaan Katolik.Dengan demikian diharapkan setelah mereka lulus dan bekerja baik sebagai guru benar-benar guru yang agamis, dokter benar-benar dokter yang agamis, aparatur negara benar-benar menjadi apatarur negara yang agamis, dan lain sebagainya,” kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende.

“ Sehingga Visi SMAgK St. Thomas Morus Ende adalah “Menjadi Komunitas Pendidikan Rasul Awam yang unggul dalam pengetahuan (Scientia), unggul dalam kesalehan (sanctitas) unggul dalam bidang kesehatan (Sanitas), unggul dalam dan yang unggul dalam bidang kebajikan/kebijaksanaan (sapientia) dan unggul dalam bidang sosial kemasyarakatan (Sosialita),” imbuhnya.

Dikatakan, nama pelindung yang dipilih dari lembaga pendidikan ini adalah Thomas Morus. Seorang kudus, dari kalangan awam juga seorang politikus dan negarawan sejati berkebangsaan Inggris dan dalam motto kehidupannya ia mengatakan “ Setia Kepada Kebenaran Ilahi”

Dijelaskan, keadaan siswa saat ini, kelas X sebanyak 46 orang dan Kelas XI sejumlah 68 orang total keseluruhannya 114 orang. Jumlah penerimaan siswa dibatasi karena memperhitungkan dengan jumlah ruang belajar yang saat ini. Statusnya masih menggunakan fasilitas SDK Ende 8 di jalan Garuda Ende dengan status kontrak sewa pakai. Jumlah Guru ada 17 orang terdiri dari 3 orang PNS dan 14 orang tenaga honor tetap serta 2 pegawai honor tetap yang dibiayai oleh penyelenggara.

Diakhir sambutannya beliau sampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak teristimewa kepada Kementerian Agama RI khususnya Dirjen Bimas Katolik yang telah banyak membantu berdirinya Sekolah ini.

KPPN Ende adakan Sosialisasi Revisi DIPA di Di Koperasi Kredit Flores Mandiri





















Ende (Inmas) – Flavianus Lepa, S.Fil dalam kapasitasnya sebagai Operator DIPA/SPM dan Yohanes B. Seja, S.Fil mewakili KPA Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende, mengikuti Kegiatan Sosialisasi Revisi DIPA Tahun Anggaran 2014 di Aula Lt.2 Gedung Koperasi Kredit Flores Mandiri Jalan Melati No. 1 Ende, Kamis, 20 Maret 2014.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Surat Undangan Kepala KPPN Ende bahwa inti Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan RI No. 7/PMK.02/2014 Tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun 2014.

Kegiatan sosialisasi ini penting karena berkaitan dengan salah satu misi Kantor Kemenag Kabupaten Ende, yakni Mewujudkan reformasi birokrasi menuju tata kelolah pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Sebagai informasi, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Bapak Yosef Nganggo, S.Ag masih berada di Kupang karena penundaan kepulangannya ke Ende akibat cuaca buruk sehingga diwakilkan kepada Yohanes B. Seja, S.Fil.

Yosef Nganggo Beberkan Alasan Mengapa SMAK St. Thomas Morus Ende Di Negerikan



















Ende (Inmas) – Ketua Panitia Pelaksana Harian YASUKEL Ende pada SMAK St. Thomas Morus Ende, Yosef Nganggo, S.Ag pada awal pertemuan yang membahas tentang penegerian SMAK St. Thomas Morus Ende

Dihadapan para Pimpinan Agama Katolik, para Imam Katolik, Para Tokoh Agama, Para Awam Katolik serta Pemerhati Pendidikan Katolik Keuskupan Agung Ende di Aula Amal Bhakti Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende, beberapa waktu lalu, menyampaikan beberapa alasan mengapa SMAK St. Thomas Morus diusulkan untuk dinegerikan.

Ada beberapa hal yang menjadi alasan dalam pandangannya, pertama; Dalam NKRI dan juga hak warga negara untuk mendapatkan pendidikan. Kedua; Siswa pada SMAK St. Thomas Morus Ende pada umumnya berasal dari masyarakat kelas bawah/miskin yang tinggal di pedesaan. Tentu saja mereka kurang mampu membiayai pendidikan mereka. Dengan demikian jika SMAK St. Thomas Morus ini dinegerikan, maka dipastikan kelangsungan pendidikan mereka terbantu/terjamin karena anggaran penyelenggaraannya disediakan oleh pemerintah/APBN. Ketiga; demikian pula SDM (Guru dan Pegawai) SMAK St. Thomus Morus Ende akan dapat ditata dengan baik, gaji terstandar, peningkatan kualifikasi akademik akan terjamin, pengurusan kenaikan jenjang kepangkatan terlaksana secara teratur. Dengan kondisi demikian, maka dapat diharapkan peningkatan kualitas lembaga pendidikan menyangkut 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan.
Keempat, penambahan satuan kerja dalam bentuk SMAK Negeri, akan membuka peluang kerja bagi orang Katolik sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Kelima, sudah dapat dipastikan bahwa SMAK Negeri akan memberikan kontribusi besar dalam mengkokohkan iman masyarakat Katolik. Karya pastoral Gereja Katolik akan didukung oleh lembaga pendidikan ini dan SDM yang ada didalamnya akan tenang menjalankan tugasnya untuk menuju masa depan Gereja dan masyarakat Katolik yang lebih baik. Pejabat Gereja masih dapat membina, mengarahkan, mensupervisi SMAK meski sudah dinegerikan, karena menyangkut materi kurikulum, isi iman dan moral adalah kewenangan dari Gereja Katolik.

Alasan terkahir yang dikemukakan, penegrian SMAK St. Thomas Morus Ende ini sejalan dengan visi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende, mewujudkan masyarakat Ende Beriman, Cerdas, Rukun dan Sejahtera (BERNAS) dengan salah satu misinya adalah Meningkatkan kualitas pendidikan agama dan keagamaan.

Peletakan Batu Pertama Asrama Guru dan Asrama Siswa Kelas IX MAS PP Walisanga � Ende.





















Ende (Inmas) – Kasubag Tata Usaha Kemenag Kabupaten Ende, Drs. Nikolaus Nuka melakukan prosesi peletakan batu pertama Asrama Guru dan Asrama Siswa Kelas IX MAS PP Walisanga – Ende, pada hari Kamis, 27 Maret 2014, tepat pukul 10.30 wita samping kiri Masjid Al Huda Pondok Pesantren Walisanga Ende di kaki gunung meja.

Dalam prosesi peletakan batu pertama tersebut, juga hadir dan turut meletakkan batu pondasi tanda dimulainya pembangungan asrama, berturut-turut; Dandim 6102 Ende yang baru, Tri Handoko, Kadis PPO Kabupaten Ende yang diwakili oleh Kabid SMA, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Ende, Pimpinan Harian Flores Pos Ende, Pater John Dami Mukese, Rektor Biara Santo Yosef Ende, Pater Yosef Seran, SVD dan Perwakilan Suster CIJ – Ende.“ Salah satu tugas Kementerian Agama adalah meningkatkan pembangunan dibidang pendidikan Agama dan Keagamaan, maka pembangunan Asrama ini merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung suksesnya proses pendidikan agama, khususnya di PP Walisanga ini,” kata Kasubag TU dalam sambutannya.

Pembangunan Asrama Guru dan Asrama siswa ini menggunakan dana sebesar Rp. 275.000.000,- yang berasal dari dana DIPA Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. NTT tahun anggaran 2014.  Dengan rincian sebagai berikut; Rp. 150.000.000 untuk asrama guru dan Rp. 125. 000.000,- untuk asrama siswa kelas IX MAS Walisanga Ende. 80% untuk bangunan fisik dan 20 % untuk meubelair.

“Meskipun proses pembangunan dilaksanakan secara swakelola tanpa melalui proses tender, tetap harus diperhatikan mekanisme dan proses pelaksanaannya. Harus tepat perencanaannya, pelaksanaannya, pengawasannya dan pelaporannya yang akuntabel. Semua harus transparan dan dapat dipertanggungjawabkan, “ pesan kasubag TU.

“Mai wo so, sekarang ini 5 rupiah saja bisa ditangkap masuk bui, apalagi lebih dari itu. Jadi kerjakan apa yang kita bicarakan dan bicara apa yang kita kerjakan, orang Ende bilang, kita gare apa ata kita kema, kita kema apa ata kita gare,” Ingatnya.

“Damai Sejahtera bagi rumah ini, bekerjalah dengan tulus menuju profil pembanguan yang berkualitas demi meningkatkan SDM santri-santri pondok pesantren Walisanga yang lebih baik,” tutupnya mengakhiri sambutan.

Para Tokoh Agama Katolik Keuskupan Agung Ende Setuju SMAK St. Thomas Morus Ende di Usulkan untuk Dinegerikan


















Ende (Inmas) – Berangkat dari restu yang mulia Bapak Uskup Agung Ende, panitia pelaksanan harian YASUKEL pada SMAK St. Thomas Morus Ende yang terdiri dari para awam Katolik yang bekerja pada Kantor Kemenag Kabupaten sebagai penginisiatif berdirinya SMAK St. Thomas Morus mengundang Vikep Ende, para tokoh Agama Katolik, para imam Katolik, serta para pemerhati pendidikan Katolik untuk secara bersama-sama menyatukan hati dan pikiran sebelum SMAK St. Thomas Morus Ende di negerikan.

Hal ini dilakukan sesuai anjuran yang Mulia Bapak Uskup Agung Ende bahwa wacana Penegrian SMAK St. Thomas Morus harus dibicarakan secara matang dengan para pimpinan gereja Katolik, para Imam Katolik, para tokoh Agama Katolik serta para pemerhati pendidikan Katolik yang ada di Wilayah Keuskupan Agung Ende. Tahapan ini harus dilewati sehingga keputusan yang diambil bukan berdasarkan keinginan sepihak, namun merupakan keputusan seluruh umat Katolik di wilayah Keuskupan Agung Ende yang diwakilkan melalui suara para pimpinan gereja Katolik, para tokoh Agama Katolik serta para pemerhati Pendidikan Katolik.

Segala sesuatu yang dilakukan harus berawal dari kesepakatan dan persetujuan bersama. Seperti semboyan yang sering didengungkan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende, Yosef Nganggo, S.Ag yakni dari “Koeksistensi menuju Kolaborasi artinya dari ada bersama menuju kerja sama” sehingga keputusan yang dibuat bersama tidak menjadi masalah di kemudian hari.

Hadir pada pertemuan yang dilakukan di Aula Amal Bhakti Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende antara lain, Vikep Ende, Rm. Adolf Keo, Pr, para tokoh Agama Katolik, para imam Katolik serta para pemerhati pendidikan Katolik yang ada di wilayah Keuskupan Agung Ende.

Dari hasil pertemuan disepakati dengan hati yang ikhlas bahwa SMAK St. Thomas Morus Ende siap untuk di negerikan. Saat ini tinggal melengkapi berbagai berkas untuk diusulkan ke Kantor Kementerian Agama RI di Jakarta melalui Dirjen Bimas Katolik.

Gedung KUA Kecamatan Ende Selatan Akan Dibangun Di Kaki Gunung Meja





















Ende (Inmas) – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende, Yosef Nganggo, S.Ag bersama Kepala Seksi Bimas Islam, Muhamad Nur S. Udin, S.Ag meninjau lokasi tanah yang akan digunakan bagi pembangunan Gedung Kantor Urusan Agama Kecamatan Ende Selatan, yang letaknya di kaki Gunung Meja persisnya di Jalan Ikan Duyung Kelurahan Rukun Lima kurang lebih 500 meter dari Pondok Pesantren Walisongo, Rabu, 12 Maret 2014 tepat pukul 10.00 pagi.

Tanah yang akan digunakan untuk pembangunan Kantor KUA Kecamatan Ende Selatan ini seluas 500 m2 yang pengadaannya menggunakan dana APBN melalui DIPA Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende. Pagu Anggaran bagi pembangunan Gedung Kantor KUA ini bersumber dari dana Dipa Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende Tahun Anggaran 2014, sebesar Rp. 600.000.000. Dana tersebut tidak seluruhnya untuk pekerjaan konstruksi namun akan dibagikan juga untuk biaya Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas serta Biaya Administrasi Proyek.

Seperti yang dijelaskan Kasi Bimas Islam, Muhamad Nur S. Udin, S.Ag bahwa menurut rencana proses pelelangan Pekerjaan Pembangunan KUA ini akan dilaksanakan pada pertengahan Maret 2014 sehingga pelaksanaan fisik sudah bisa dilakukan pada awal April 2014.

Selama ini KUA Kecamatan Ende Selatan melayani warga masyarakat beragama Muslim di Gedung Monitoring Pendidikan Jalan Katedral Ende, sambil menunggu Gedung barunya dibangun***(

Saturday, April 19, 2014

BERWISATA KE PANTAI RIA ENDE


                    
PANTAI RIA ENDE
Merupakan tempat rekreasi pantai yang letaknya di dekat pusat Kota Ende. Jarak dan lokasi pantai ini relatif dekat dan mudah dijangkau dengan jarak sekitar 0,5 km dari pusat kota. Dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi sambil menikmati deburan ombak pantai selatan, aktivitas nelayan di laut, kesibukan bongkar muat barang di Pelabuhan Ende dan panorama sunset yang hilang perlahan di atas punggung Pulau Ende. Keramaian di tempat rekreasi ini mulai nampak pada sore hingga malam hari. Dimana orang-orang duduk bercengkerama sambil menikmati suguhan minuman (soft drink, kopi, susu, dan sebagainya) serta makanan ringan/jajanan lokal (pisang dan ubi goreng, dan sebagainya) yang dijual oleh para pedagang disekitar lokasi Obyek Wisata Pantai Ria.

WISATA PANTAI JAGA PO ENDE

PANTAI JAGA POPANTAI JAGA PO
PANTAI JAGA PO
Hamparan Pantai berpasir putih di desa Kobaleba, Kecamatan Maukaro. Kira-kira 61 km dari pusat Kota Ende melalui wilayah Kecamatan Nangapanda dan 82 km melalui wilayah Kecamatan Wewaria . Tempat yang masih alamiah, belum terjamah merupakan lokasi yang sangat ideal bagi yang ingin menikmati privacy. Merupakan salah satu pesona Pantai Utara. Menuju lokasi pantai ini dapat ditempuh melalui dua jalur yaitu jalur melalui Kecamatan Nangapanda dan jalur melalui Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria.

BERWISATA KE PANTAI MAUKARO ENDE


PANTAI MAUKARO

PANTAI MAUKARO

Terletak di wilayah Kecamatan Maukaro, dengan jarak sekitar 56 km dari pusat kota Ende melalui wilayah Kecamatan Nangapanda dan sekitar 87 km melalui wilayah Kecamatan Wewaria yang dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Pantai berpasir putih yang merupakan salah satu lokasi rekreasi masyarakat. Pantai berair jernih dengan riak ombak yang kecil, lemah gemulai, membuat para pengunjung tak berpaling. Di lokasi ini wisatawan dapat langsung menikmati ikan bakar sambil berenang.

BERWISATA KE KAMPUNG ADAT WOLOGAI ENDE

KAMPUNG ADAT WOLOGAI

KAMPUNG ADAT WOLOGAI

Kampung adat Wologai terletak di desa Wologai Tengah, Kecamatan Detusoko kira-kira 40 km arah timur kota Ende. Kampung ini merupakan salah satu dari 24 komunitas Adat Suku Lio yang berada di sekitar Taman Nasional Kelimutu, dengan budayanya yang luhur, dan sangat kental dengan perilaku agraris, religius, sekaligus magis dengan kedekatannya yang kuat pada alam.

Kampung adat Wologai memiliki sejumlah bangunan rumah adat berarsitektur tradisional yang tertata rapi membentuk lingkaran, dengan sejumlah atraksi budaya yang dapat dipentaskan kepada pengunjung terutama saat upacara adat berlangsung.

BERWISATA KE KOLAM AIR PANAS “ AE OKA “ DETUSOKO ENDE

KOLAM AIR PANAS “ AE OKA “ DETUSOKO

KOLAM AIR PANAS “ AE OKA “ DETUSOKO

Kolam Air Panas Ae Oka Detusoko berjarak , ± 33 km dari Kota Ende dapat ditempuh dalam + 1 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda 2 (dua) maupun roda 4 (empat) , kolam ini terletak dipinggir jalan menuju Kec. Maurole ke arah utara ± 1 km dari terminal Detusoko ke kolam Air Panas Ae Oka yang telah ditata dengan baik dan rapi. Air panas ini mengandung belerang dan dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Berdasarkan hasil penelitian suhu air panas Oka ini berkisar antara 35 s/d 45 derajat celcius.

Kolam Air Panas Oka ramai dikunjungi oleh masyarakat lokal sekitar wilayah Detusoko pada sore hari karena keadaan cuaca yang dingin, sedangkan pada hari- hari libur akan ramai dikunjungi oleh pelancong/ pengunjung dari kota Ende yang selain bertujuan untuk mandi mereka juga menikmati keindahan panorama yang masih sangat alami.

Peserta dapat menikmati hangatnya berendam atau sekedar mencelupkan kaki di Kolam Ae Oka Detusoko.

AIR TERJUN MURUNDAO ENDE FLORES

http://www.tourism-mpu.com/img/list_airterjunmurundao.jpg

AIR TERJUN MURUNDAO

Terletak di Desa Koanara, Kecamatan Kelimutu , kira-kira 60 km dari pusat Kota Ende atau 400 meter dari Moni dengan waktu tempuh 15 menit terdapat sebuah panorama alam air terjun yang menakjubkan. Letaknya yang relatif dekat dengan Danau Tiga Warna Kelimutu menjadikan obyek ini sebagai alternatif pilihan bagi wisatawan untuk mengisi waktu libur singkat sambil berekreasi. Air terjun dengan ketinggian ± 15 meter ini, menawarkan sebuah pesona yang naturalis/alamiah karena lokasi dan alamnya yang masih asli. Menuju lokasi Air Terjun Murundao kita dapat menggunakan fasilitas transportasi umum baik menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dan dari jalan raya ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 200 meter. Sebuah kekuatan yang bersumber dari alam.

MUSEUM TENUN IKAT ENDE FLORES

MUSEUM TENUN IKATMUSEUM TENUN IKAThttp://www.tourism-mpu.com/img/list_airterjunmurundao.jpg

MUSEUM TENUN IKAT

Terletak di jalan Mohamad Hatta, kira-kira 100 meter dari taman kota dan bersebelahan dengan museum bahari dan berbentuk rumah adat , di sini dapat dilihat Peralatan tenun ,proses pembuatan sampai selesai mulai dari memintal kapas menjadi benang , alat-alat yang digunakan untuk membuatan motif ( tege) , alat - alat yang digunakan untuk tenun dan masih bersifat tradisional seperti Woe, Ogo,Ngewi,kaka, Sisir,Kabhe,Keke, Ngewi dan juga dipajang beberapa jenis sarung yang sudah tua usianya yang proses pembuatannya masih bersifat tradisional baik obat pewarnaan seperti mennggunakan akar/batang mengkudu dan daun tarum. Museum Bahari juga sering digunakan oleh kalangan Pelajar dan Mahasiswa di sekitar Kota Ende sebagai sarana/fasilitas pendukung kegiatan pembelajaran/penelitian.

BERWISATA KE MUSEUM BAHARI DI ENDE FLORES

MUSEUM BAHARI

MUSEUM BAHARI

Terletak di jalan Mohamad Hatta, kira-kira 100 meter dari taman kota, di sini dapat dilihat kerangka/tulang ikan Paus, lumba-lumba, anjing laut, aneka jenis reptile, terumbu karang dan sejenis ubur-ubur. Selain spesies-spesies laut/air, museum bahari juga mengoleksi beberapa jenis binatang/hewan yang memiliki keunikan seperti ayam berkaki tiga, berkaki empat yang telah diawetkan. Museum Bahari juga sering digunakan oleh kalangan Pelajar dan Mahasiswa di sekitar Kota Ende sebagai sarana/fasilitas pendukung kegiatan pembelajaran/penelitian.

Empat Kecamatan Di Ende Layak Dimekarkan

Tiga kecamatan di Kabupaten Ende, yakni Kecamatan Wewaria, Nangapanda, dan Kecamatan Detusoko sudah layak dimekarkan. Bahkan, Kecamatan Lio Barat sebagai pemekaran dari Kecamatan Detusoko sudah diusulkan ke DPRD Kabupaten Ende.
Erikos Emanuel Rede, Ketua Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ende, menyampaikan hal ini kepada wartawan di halaman gedung DPRD Ende.
 
Menurut Erikos, dari aspek regulasi tentang pemekaran kecamatan, ketiga kecamatan tersebut sudah memenuhi syarat. Jumlah desa, jumlah penduduk, dan luas wilayah sudah memenuhi syarat. 
 
Menurut undang-undang, jumlah desa untuk membentuk satu kecamatan adalah minimal 10 desa, sementara jumlah desa di Wewaria, Nangapanda, dan Detusoko lebih dari 20 desa, bahkan 30 desa. Dari segi jumlah penduduk dan luas wilayah, ketiga kecamatan ini pun memenuhi syarat dan layak untuk dimekarkan.
 
Menjawab pertanyaan wartawan tentang dampak positif dari pemekaran kecamatan, Erikos menjelaskan bahwa pemekaran kecamatan akan mempermudah pelayanan dan memaksimalkan pembanggunan.
 
Ia mencontohkan, dana PNPM untuk setiap kecamatan sebesar Rp3 miliar akan dibagikan ke desa-desa dengan jumlah yang lebih besar, dibanding kalau tidak dimekarkan kecamatan. Dan dengan dana yang cukup, pembangunan akan semakin maksimal. 
 
Erikos Emanuel Rede menegaskan bahwa pemekaran kecamatan tidak dimaksudkan untuk membagi-bagi kekuasaan. 

Tuesday, April 15, 2014

Berbeda dengan di Ciremai, Warga Kabupaten Ende NTT Minta PLTP Segera Dibangun

JAKARTA,Tidak semua proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) mengalami penolakan masyarakat. Kelompok masyarakat di kecamatan Ndona Timur, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur malah berharap agar pengembang dan pemerintah segera mempercepat pembangunan PLTP Sokoria di kawasan ini.

Camat Ndona Timur, Marsianus S. Dawa meminta pemerintah pusat dan PT Bakrie Power untuk mempercepat pembangunan proyek PLTP Sokoria, karena masyarakat Ndona Timur selama ini mengalami keterbatasan akses pada listrik. Sehingga, masyarakat Ndona Timur membutuhkan listrik dengan kapasitas lebih besar.

Selama ini sekitar 3.000 jiwa atau 1.800 kepala keluarga kelompok masyarakat di sekitar kecamatan Ndona Timur hanya menggunakan lampu SEHEN atau Super Ekstra Hemat Energi. Lampu jenis ini hanya cukup untuk penerangan dan tidak memberikan nilai tambah bagi ekonomi masyarakat.

Bahkan ada juga kelompok masyarakat yang tidak memiliki lsitrik. "Lampu SEHEN hanya untuk penerangan, kalau ada listrik dari PT PLN maka masyarakat bisa membuka usaha seperti kios dan kerajinan tenun ikat dan hiburan, " jelas dia.

Marsianus S. Dawa mengklaim, selama ini tidak ada dampak negatif, baik dari sisi ekonomi, ekologis, sosial budaya bagi masyarakat sekitar PLTP Sokoria.

Direktur Panas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Tisnaldi mengatakan izin usaha pertambangan (IUP) Sokoria diterbitkan Bupati Ende pada tahun 2010 lalu dengan harga hasil lelang Rp 1.250 per kilowatt-hour (kWh) dan berkapasitas 30 megawatt (MW).

Namun, menurut Tisnaldi, kendala yang muncul adalah permintaan daya listrik di Pulau Flores belum tinggi. Kapasitas yang bisa diterima oleh PLN hanya sekuitar sekitar 15 MW. Dengan begitu, proyek PLTP Sokoria kurang ekonomis.

Saat ini sedang dilakukan negosiasi ulang antara PLN dan anak usaha Bakrie Power, PT Sokoria Geothermal. Solusinya, pengembang wajib menandatangani power purchasing agreement (PPA) sesuai harga hasil lelang sampai batas waktu tertentu. Kemudian saat eksplorasi dan uji kelayakan, dilakukan lagi negosiasi harga dengan PLN. Dengan begitu penandatanganan PPA-nya bisa dipercepat.

BUPATI ENDE MARSEL, BERLAKUKAN 5 HARI KERJA PNS

Memenuhi janjinya ketika kampanye pada Pemilukada yang lalu, Bupati Ende Marselinus Y.W.Petu Senin pagi (14/04) mengumumkan kepada segenap PNS lingkup Pemkab Ende tentang tunjangan lauk-pauk. Yang disebut dengan nomenklatur tunjangan kesra.

Dia menyampaikan hal ini saat memberikan pengarahan pada apel perdana dirinya dan Djafar H.Achmad sebagai Bupati dan Wakil Bupati Ende masa bhakti 2014-2019 di hadapan para PNS lingkup Pemkab Ende yang ada dalam Kota Ende. “Mulai hari ini saya berlakukan 5 hari kerja bagi PNS lingkup Pemkab Ende” Ucap Bupati Marsel yang disambut tepuk tangan para PNS peserta apel.

Terkait dengan teknisnya, demikian Marsel, akan diatur oleh BKD sesuai dengan regulasi yang ada. “ Nanti hal-hal yang berhubungan dengan teknis pelaksanaannya BKD yang lebih tau itu” Ujar Bupati Marsel.

Usai apel, sejumlah PNS yang dihubungi Flobamora.net mengatakan, pada prinsipnya senang dengan kebijakan Bupati Marsel namun pihak BKD wajib hukumnya untuk mengatur teknis pelaksanaannya sesuai regulasi yang ada, seperti yang utama soal kedisplinan jam kerja, masuk dan keluar kantor, kinerja yang dihasilkan. Juga masing-masing kepala satuan kerja harus serius menegakan disiplin dikalangan PNS dan tenaga kontrak yang ada. “ Tutur Maksi salah seorang PNS.

Dia menambahkan bahwa kondisi yang ada sebelumnya soal disiplin di kalangan PNS sudah sampai pada tingkat yang cukup memprihatinkan. Namun para pimpinan tidak pernah mengambil tindakan tegas untuk menegakan disiplin. Ini berakibat pada melemahnya spirit berkerja bagi PNS yang secara nyata selama ini ia menambahkan bahwa kondisi yang ada sebelumnya soal disiplin di kalangan PNS sudah sampai pada tingkat yang cukup memprihatinkan. Namun para pimpinan tidak pernah mengambil tindakan tegas untuk menegakan disiplin. Ini berakibat pada melemahnya spirit berkerja bagi PNS yang secara nyata selama ini bekerja dengan sungguh hati dan penuh kedisiplinan.

“Jadi kami harap pemberian tunjangan kesra tidak sifatnya sama rata. Bagi PNS atau tenaga kontrak yang kinerja dan disiplinya buruk, sesungguhnya tidak berhak mendapatkan tunjangan kesra. Untuk itu, aplikasi sasaran kerja PNS yanhg sudah diatur dalam PP no.46 tahun 2011 menjadi data base dan tolok ukur pemberian tunjangan kesra” Kata Maksi.

Apel perdana di halaman kantor Bupati ini diikuti dengan guyuran hujan deras namun tidak seorang PNS pun bergeming dari tempat.

PNS BUKAN KAUM ELITE TETAPI PEKERJA

“Pegawai Negeri Sipil adalah pekerja, pelayan (public service) pelayan masyarakat, abdi Negara dan daerah ini bukan kaum elite. Paradigma lama harus ditinggalkan. Yang merasa benar sendiri, tahu semua tidak ada lagi. Yang ada hanyalah membangun semangat kerja kompetisi dalam nuansa kooperatif dalam mengimplementasikan visi dan misi Bupati berdasarkan tupoksi secara profesional.” tegas Bupati Ende, Marsel Y. W. Petu dihadapan PNS lingkup Pemkab Ende saat memimpin apel perdana di halaman Kantor Bupati jalan Eltari, Senin 14/04.

Sebagai pemimpin baru kata Bupati, ia bersama wakil bupati mengajak semua pihak untuk bekerja bersama-sama dan sama-sama bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan Ende yang lebih baik, lebih maju, mandiri dan sejahtera.

Bupati Marsel menjelaskan, ia bersama wakil bupati sangat memahami kondisi dan suasana bathin pegawai baik selama suksesi maupun saat ini. Tetapi ketika dirinya dan Haji Djafar Achmad saat ini berada bersama pegawai maka semuanya harus mulai berbenah diri dan menghentikan kasak-kusuk dan sikap saling menuding, melainkan semuanya harus bisa bekerjasama membangun daerah ini.” Saya dan pak Djafar sangat memahami kondisi saudara-saudara, baik selama suksesi maupun saat ini. Ketika saya dan pak Djafar berdiri disini hendaklah saudara-saudara segera berbenah diri, sinyal-sinyal yang selama ini kasak-kusuk, tuding menuding harus dihentikan. Jangan lagi ada dusta diantara kita. Mari kita sama-sama bekerja dan bekerja bersama-sama membangun daerah ini.”tandasnya.

Menurut Bupati Marsel, untuk membangun Kabupaten Ende, ia akan menggunakan segitiga pendekatan yaitu masyarakat, eksekutif dan legislatif dimulai dari pendekatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan hingga evaluasi pertanggung-jawaban.

ANJAB DAN ABK DINAS PPO HARUS TUNTAS MINGGU INI

Pelaksanaan Analisa Jabatan (Anjab) dan Analisa Beban Kerja(ABK) di SKPD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Ende, harus tuntas minggu ini (Sabtu/19/04). Walau pekerjaannya terasa sulit akibat lemahnya keakurasian data PNS khusus guru negeri yang tersebar dalam wilayah Kab.Ende.

Hal ini dikemukakan oleh Kepala Bagian Organisasi pada Setda.Kab Ende Yohanis Nislaka, selasa malam (15/04) di ruang kerjanya. “ Apapun yang terjadi, saya dan teman-teman di Bagian Organisasi harus bisa selesaikan sisa tugas besar ini dengan sebaik-baiknya. Karena apabila tidak maka Kabupaten Ende tidak akan mendapatkan soft ware aplikasi bezeeting PNS yang sudah disiapkan oleh kementrian PANRB” Tutur Nislaka.

Saat ini, demikian Nislaka, dari 77 SKPD yang ada hanya 1 yang belum bisa diselesaikan, yakni Dinas PPO Kab.Ende. Dalam perhitungan ANJAB dan ABK di dinas ini menurut Nislaka terkendala dengan ketidak-falidnya data guru negeri yang ada dan tersebar di sekolah-sekolah swasta. “ Semua pekerjaan data terpaksa mulai dari nol lagi.Ini disebabkan karena pegawai yang menangani data tersebut terkena mutasi dan mereka membawa semua data yang ada.Kami dari Bagian Organisasi terpaksa melakukan pendataan ulang satu persatu” Ungkapnya dengan nada kesal tapi tetap bersemangat tinggi.

Mestinya, lanjut Nislaka, ketika dirinya bersama staf ke Jakarta untuk mengantar hasil ANJAB dan ABK Kab.Ende di kementrian PANRB kemudian mempresentasikannya dihadapan staf kementrian dua minggu yang lalu,sudah terselesaikan dengan catatan minus dinas PPO. Karena datanya tidak falid. Kenyataan ini membuat pihak kementrian PANRB menolak untuk memberikan soft ware aplikasi beezeting pegawai. “ Mereka memberi tenggang waktu sampai minggu depan sudah menerima hasilnya, khusus dinas PPO” Ujar Nislaka.

“Saya dengan adik Beny siang malam bahkan sampai pagi harus duduk di kantor berdua untuk menyelesaikan perhitungan ANJAB dan ABK data guru negeri dari Dinas PPO.” Ungkap Nislaka.

Menurut Nislaka, kendala utama di Dinas PPO Kab.Ende adalah banyak guru PNS yang diperbantukan di sekolah swasta. Ia merasa kesulitan untuk mengakumulasikan mereka ke sekolah negeri, sebab dampaknya langsung terkena pada pengurangan jumlah jam mengajar yang dipersyaratkan bagi guru sertifikasi. Ini berarti para guru yang sudah menerima tunjangan sertifikasi bakal kehilangan tunjanganya akibat tidak memenuhi jumlah jam mengajar yang sudah ditetapkan.

Terhadap permasalahan guru ini, pihaknya telah berkonsultasi dengan BKN dan BKN sendiri menawarkan 3 solusi, yakni : guru honorer dengan kontrak komite diberhentikan kemudian menarik guru negeri yang mengajar pada sekolah swasta untuk dipekerjakan sebagai guru pada sekolah negeri. Solusi yang kedua adalah, guru negeri yang mengajar di sekolah swasta mengambil cuti diluar tanggungan Negara sambil menunggu adanya guru negeri pada sekolah negeri mutasi, pensiun. atau meninggal dunia. Dan solusi ketiga, sekolah swasta yang yayasannya tidak kuat/tidak mampu membiayai guru, sekolah tersebut harus dinegerikan.

Pekerjaan ini terkendala dengan kefalidan data. Namun ia mematok komitmen untuk menyelesaikan tepat waktu, sehingga pada senin mendatang sudah bisa diantar langsung ke kementrian PANRB di Jakarta sekaligus mempresentasikan.

TMT 21 APRIL 2014, PNS PEMKAB ENDE BEKERJA 5 HARI DALAM SEMINGGU

Menyikapi kebijakan Bupati Ende Marsel Y.W.Petu tentang pelaksanaan 5 hari kerja bagi PNS lingkup Pemkab Ende, Kepala bagian Organisasi pada Setda.Kab Ende, Yohanis Nislaka saat ini tengah merampungkan Peraturan Bupati sebagai landasan hukum pelaksanaannya. Ran-Perbup itu sendiri sudah final dan saat ini sedang dalam proses penelaahan serta pengkajian dari aspek hukum oleh Bagian Hukum.

“Kami dari bagian organisasi sebelumnya sudah mengantisipasi kebijakan Bupati terkait dengan penerapan 5 hari kerja bagi PNS lingkup Pemkab Ende. Sebelum diperintahkan kami sudah siap menelaah payung hukumnya agar dalam pelaksanaannya nanti tidak terkendala” Tutur Kepala Bagian Organisasi Yohanis Nislaka, Selasa malam (15/04) di ruang kerjanya.

Menurut Nislaka, pemberlakukan 5 hari kerja bagi PNS ini dilandasi oleh PP No 53 Tahun 2010, Kepres No.68 Tahun 1995, Kep.Men.PANRB No.08 Tahun 199 dan Permen.PANRB No.12 tahun 2008. Selanjutnya akan dijabarkan lebih teknis dalam Perbup.Ende.

Sambil menanti selesainya kajian hukum oleh Bagian Hukum, kata Anis, Bagian Organisasi juga mengambil langkah percepatan dengan menyiapkan surat edaran mendahului Perbup. Dalam surat edaran itu, demikian Nislaka termaktub tanggal dimulainya 5 hari kerja bagi PNS lingkup Pemkab Ende, yakni pada hari senin tanggal 21 April 20014.

Dalam surat edaran Bupati itu juga disebutkan bahwa pelaksanaan 5 hari kerja berdasarkan atas analisis jabatan dan analisis beban kerja dengan waktu efektif 37,5 jam. Ini, lanjut Anis khusus bagi PNS non guru dan tenaga kesehatan.” Khusus untuk PNS guru dan tenaga kesehatan, mereka tetap menjalankan tugas seperti biasa 6 hari kerja” Ujar Nislaka.

Dia menambahkan, selama menjalani 5 hari kerja diatur waktu rehat selama 1 jam setiap harinya, sejak pukul 13.00 hingga 14.00 wita. Selesai rehat PNS kembali bekerja seperti biasa hingga pukul 16.00.-

Pelaksanaan 5 hari kerja ini tambah Nislaka, akan memperhatikan dengan sungguh-sungguh absensi pegawai secara riil. “Jadi tidak dibenarkan PNS atau tenaga kontrak yang ada masuk terlambat dan pulang lebih awal dengan alasan yang tidak jelas dan tidak tertulis” Ucapnya dengan tegas. Karena itu, pengawasan dan pengendalian dari atasan langsung wajib diperketat dan dilaksanakan kepada setiap bawahannya lalu melaporkan absensi secara teratur kepada Bupati untuk menjadi bahan pertimbangan urusan kepegawaian lainnya.

Melantik Bupati Ende, Guburnur Titip Lima Persoalan untuk Dicari Solusinya

Foto: Melantik Bupati Ende, Guburnur Titip Lima Persoalan untuk Dicari Solusinya

POS KUPANG.COM, ENDE -- Ir Marselinus Y.W Petu dan Drs H Djafar H Achmad, MM dilantik menjadi Bupati Ende oleh Gubernur NTT, periode 2014-2019 di Gedung DPRD Ende, Senin (7/4/2014)

Dalam sambutannya Gubernur Frans Lebu Raya menitipkan lima persoalan untuk dicarikan solusinya oleh  pasangan Marsel-Djafar.

Pertama Kota Ende suasana kebersamaan hidup di Kota Ende yang dihuni penduduk katolik dan Islam sejak dulu, telah menginspirasi Bung Karno menemukan serat - serat nilai kehidupan yang mengkristal dan dicetuskan sebagai Pancasila. Oleh Bung Karno, Ende sesungguhnya menjadi rahim Pancasila. Karena itu, hidup bersama di Ende, hendaknya telah dijaga soliditasnya sebagaimana kokohnya Pancasila dalam hidup berbangsa di negeri ini.

Kedua, Bandara H. Hasan Aerobusman.  "Sejak kedatangan saya sebagai Gubernur Nusa Tenggara Timur tahun 2008 saya menyaksikan master plan Bandara H. Hasan Aerbousman di ruang VIP Bandara. Obsesi yang terpancar dari master plan ini, luar biasa. Landasan pacu bandara ini seolah menghubungkan Pantai Ippi di Timur dan Pantai Ende di Barat. Sekalipun saat ini, bandara ini menjadi yang paling ramai di Flores, namun sampai saat ini, master plan ini tetaplah sebuah mimpi besar.

Saya memahami benar kenadalanya, namun untuk sebuah kemajuan besar, untuk sebuah eksistensi wilayah dan denyut nadi pertumbuhan, langkah besar harus diputuskan dengan berani. Bandara ini harus dikembangkan, seberapapun konsekuensi biayanya,"kata Lebu Raya.

Ketiga, Danau Kelimutu. Sejak dulu adalah Danau tiga warna Kelimutu namun persoalannya sederhana, Danau Kelimutu, manajemen pengelolaannya masih seperti dulu. Wisatawan dari Ende menuju Kelimutu dan sebaliknya. Belum dioptimalkan, potensi wisata alam pendukung di sepanjang Reworeke Moni, untuk menahan sedikit lebih lama, keberadaan wisatawan di Ende.

Keempat, ubi Nuabosi dan pisang baranga kesan setiap saat mengunjungi Ende yakni, rasanya tidak lengkap bila datang di Ende, belum menikmati dan membawa pulang ubi Nuabosi dan pisang beranga. Pertanyaannya refleksif yang perlu direnungkan, sejak dulu sampai sekarang, Ubi Nuabosi dan Pisang Branga masih seperti dulu. Dibungkus dalam gardus, dibawa sebagai buah tangan. Belum ada sentuhan tehnologi pengolahan untuk sebuah nilai tambah dan daya tarik ekonomis.

Kelima pembinaan PNS beberapa saat kemarin sejak adanya putusan MK, oknum - oknum PNS di Ende, tidak lagi mematuhi arahan pimpinan Kabupaten Ende sebelumya, Bupati Wangge maupun Wakil Bupati Achmad Modhar. Realita ini sungguh miris, karena PNS itu abdi masyarakat, bukan abdi Kepala Daerah. Sebagai abdi masyarakat, pelaksanaan tugas pelayanan kemasyarakatan tidak terikat pada pejabat politik dan ruang jabatannya, apalagi berafilisasi pada kelompok kepentingan tertentu. Kinerja, kedisiplinan, pelayanan dan orientasi pelaksanaan tugas PNS harus terus bergulir, tanpa dipengaruhi oleh aktus politik praktis.*http://kupang.tribunnews.com/2014/04/07/melantik-bupati-ende-guburnur-titip-lima-persoalan-untuk-dicari-solusinya
 ENDE -- Ir Marselinus Y.W Petu dan Drs H Djafar H Achmad, MM dilantik menjadi Bupati Ende oleh Gubernur NTT, periode 2014-2019 di Gedung DPRD Ende, Senin (7/4/2014)

Dalam sambutannya Gubernur Frans Lebu Raya menitipkan lima persoalan untuk dicarikan solusinya oleh pasangan Marsel-Djafar.

Pertama Kota Ende suasana kebersamaan hidup di Kota Ende yang dihuni penduduk katolik dan Islam sejak dulu, telah menginspirasi Bung Karno menemukan serat - serat nilai kehidupan yang mengkristal dan dicetuskan sebagai Pancasila. Oleh Bung Karno, Ende sesungguhnya menjadi rahim Pancasila. Karena itu, hidup bersama di Ende, hendaknya telah dijaga soliditasnya sebagaimana kokohnya Pancasila dalam hidup berbangsa di negeri ini.

Kedua, Bandara H. Hasan Aerobusman. "Sejak kedatangan saya sebagai Gubernur Nusa Tenggara Timur tahun 2008 saya menyaksikan master plan Bandara H. Hasan Aerbousman di ruang VIP Bandara. Obsesi yang terpancar dari master plan ini, luar biasa. Landasan pacu bandara ini seolah menghubungkan Pantai Ippi di Timur dan Pantai Ende di Barat. Sekalipun saat ini, bandara ini menjadi yang paling ramai di Flores, namun sampai saat ini, master plan ini tetaplah sebuah mimpi besar.

Saya memahami benar kenadalanya, namun untuk sebuah kemajuan besar, untuk sebuah eksistensi wilayah dan denyut nadi pertumbuhan, langkah besar harus diputuskan dengan berani. Bandara ini harus dikembangkan, seberapapun konsekuensi biayanya,"kata Lebu Raya.

Ketiga, Danau Kelimutu. Sejak dulu adalah Danau tiga warna Kelimutu namun persoalannya sederhana, Danau Kelimutu, manajemen pengelolaannya masih seperti dulu. Wisatawan dari Ende menuju Kelimutu dan sebaliknya. Belum dioptimalkan, potensi wisata alam pendukung di sepanjang Reworeke Moni, untuk menahan sedikit lebih lama, keberadaan wisatawan di Ende.

Keempat, ubi Nuabosi dan pisang baranga kesan setiap saat mengunjungi Ende yakni, rasanya tidak lengkap bila datang di Ende, belum menikmati dan membawa pulang ubi Nuabosi dan pisang beranga. Pertanyaannya refleksif yang perlu direnungkan, sejak dulu sampai sekarang, Ubi Nuabosi dan Pisang Branga masih seperti dulu. Dibungkus dalam gardus, dibawa sebagai buah tangan. Belum ada sentuhan tehnologi pengolahan untuk sebuah nilai tambah dan daya tarik ekonomis.

Kelima pembinaan PNS beberapa saat kemarin sejak adanya putusan MK, oknum - oknum PNS di Ende, tidak lagi mematuhi arahan pimpinan Kabupaten Ende sebelumya, Bupati Wangge maupun Wakil Bupati Achmad Modhar. Realita ini sungguh miris, karena PNS itu abdi masyarakat, bukan abdi Kepala Daerah. Sebagai abdi masyarakat, pelaksanaan tugas pelayanan kemasyarakatan tidak terikat pada pejabat politik dan ruang jabatannya, apalagi berafilisasi pada kelompok kepentingan tertentu. Kinerja, kedisiplinan, pelayanan dan orientasi pelaksanaan tugas PNS harus terus bergulir, tanpa dipengaruhi oleh aktus politik praktis



Monday, April 7, 2014

Lebu Raya Minta Bupati Ende Benahi Bandara Aroeboesman

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya, meminta Bupati dan Wakil Bupati Ende, Marsel – Djafar membenahi Bandara Aroeboesman untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Sebab Bandara Aroeboesman termasuk bandara teramai di NTT.

“Saya berharap Bupati dan Wakil Bupati Ende selama masa kepemimpinan lima tahun dapat membenahi dan menjadikan Bandara Hasan Aroeboesman sebagai bandara utama di daratan Flores, mengingat bandaran ini termasuk bandara teramai di NTT,”pintanya saat melantik Marsel-Djafar menjadi Bupati dan Wakil Bupati Ende, Senin (7/4) di Ende.

Menurut Lebu Raya, bandara tersebut master plannya menghubungkan Teluk Ipi dan Teluk Ende. Ini akan menjadi mimpi besar pemerintah untuk menjadikan Aroeboesman sebagai bandara terbesar di daratan Flores. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah keputusan besar meskipun biayanya sangat mahal.

Ribuan Masyarakat Hadiri Acara Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Ende

Ribuan masyarakat Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (7/4), memadati gedung DPRD setempat untuk menyaksikan pelantikan Marselinus Y.W Petu dan Djafar Achmad, Bupati dan Wakil Bupati Ende periode 2014 - 2019.

Sejak pukul 07.00 Wita undangan mulai berdatangan ke gedung dewan yang terletak di Jalan El Tari.

Antusiasme warga terlihat sangat kental. Mereka ingin menyaksikan momentum bersejarah yang hanya berlangsung sekali dalam lima tahun. Belum lagi bupati dan wakil bupati yang akan dilantik adalah figur baru yang diyakini akan membawa perubahan bagi daerah itu.

Albert Bhisa, salah seorang tokoh masyarakat setempat mengatakan, kedua figur ini adalah pilihan masyarakat dan diharapkan bisa memegang amanah yang sudah dipercayakan rakyat Kabupaten Ende.

"Saya yakin keduanya mampu membawa sesuatu yang baru di daerah ini. Kita harapkan, keduanya bisa menyatukan kembali masyarakat yang sempat terpecah-pecah akibat pelaksanaan pemilukada beberapa waktu lalu," katanya.

Ini, tambahnya, merupakan tugas pertama kedua pemimpin baru Kabupaten Ende, sehingga masyrakat secara bersama-sama bahu-membahu membangun daerah ini lima tahun ke depan.

Tampak hadir dalam acara itu, mantan Wakil Gubernur NTT, Yohanis Pake Pani, Uskup Agung Ende, Mgr. Vinsensius Sensi Potokota, Bupati dan Wakil Bupati se-daratan Flores serta sejumlah tokoh adat dan tokoh masyarakat.

Ende, Simbol Toleransi dan Keberagaman di NTT

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya mengatakan, Kabupaten Ende merupakan simbol toleransi dan keberagaman di provinsi kepulauan tersebut yang dapat dijadikan sebagai sebuah kekuatan baru untuk mendorong pelaksanaan pembangunan.

“Simbol tersebut harus tetap terjaga dengan baik. Jaga daerah ini agar tidak dirobek – robek oleh primordialisme sempit yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat,” kata Lebu Raya saat melantik Bupati dan Wakil Bupati Ende masa jabatan 2014 – 2019, Marselinus Y.W Petu dan H. Djafar Achmad, Senin (7/4).

Menurut Lebu Raya, suasana keberagaman di Ende itulah yang telah menginspirasi Bung Karno merenungi lima butir Pancasila. Ende dikenal sebagai rahimnya Pancasila. Kehidupan bersama itulah yang tetap harus dijaga sebagaimana kokohnya Pancasila di negeri ini.

Kepada Marsel – Djafar, Lebu Raya menitipkan pula sejumlah persoalan yang harus dibenahi pada masa kepemimpinan mereka lima tahun ke depan. Persoalan –persoalan itu antara lain, menjadikan Bandara Hasan Aroeboesman sebagai bandara utama di daratan Flores, mengingat bandaran ini termasuk Bandara teramai di NTT.

“Bandara ini, master plannya seakan menghubungi Teluk Ipi dan Teluk Ende. Menjadi mimpi besar kita menjadikannya sebagai Bandara terbesar di daratan Flores. Untuk itu, butuh sebuah keputusan besar meski mahal biayanya,” katanya.

Hal lain yang menjadi perhatian adalah, menjadikan Danau Kelimutu sebagai pintu gerbang pariwisata di Kabupaten Ende. Sayangnya, manajemen pengelolaannya masih seperti dulu. Potensi yang dimiliki belum dimanfaatkan secara optimal. Potensi ini harus dijual habis-habisan ke seluruh dunia dan Butuh kerja sama semua pihak.

Ende, kata Lebu Raya, memiliki kekayaan kuliner yang tiada bandingnya. Dari dulu orang mengenal Ubi Nuabosi dan Pisang Baranga, sayangnya kemasannya dari dulu sampai sekarang juga tetap seperti itu.

“Untuk membuat kedua kuliner ini makin terkenal, perlu perhatian serius pemerintah dalam melakukan berbagai inovasi yang mendatangkan manfaat bagi masyarakat di daerah ini,” ujarnya.

Menyinggung acara pelantikan pada kesempatan itu, dia menuturkan, momentum tersebut melegitimasi dimulainya tugas dan tanggung jawab Marsel – Djafar sebagai bupati dan wakil bupati.Monentum hari ini adalah memaklumatkan kepada masyarakat Kabupaten Ende, jika mereka telah memiliki pemimpin baru..

Kata dia, Ende di masa depan, ada di tangan Marsel – Djafar. Hendaknya bupati dan wakil dan bupati menjadi nakhoda dan soko guru yang baik. Pasalnya, masa depan Ende ada di tangan bupati dan wakil bupatinya yang baru.

“Jika pada lima tahun lalu, saya melantik pejabat terdahulu dalam pekan suci menjelang Paskah, hari ini juga momentum tersebut terulang kembali dalam pekan sengsara menjelang Paskah. Dua momentum ini dalam masa liturgis yang sama. Inilah sebuah prosesi dan ungkapan cinta masyarakat daerah ini . Berilah dirimu untuk berbakti kepada masyarakat Kabupaten Ende,” paparnya.

Dia meminta Marsel –Djafar dalam bingkai kesederhanaan dan kerendahan diri dalam memulai sebuah tugas pengabdian. Jangan ubah kebiasaan menerima masyarakat setiap saat. Tetaplah dalam potret kesederhanaan.

Dia juga berharap, Marsel –Djafar untuk merekatkan kembali sendi-sendi kehidupan masyarakat yang sempat longgar selama masa Pemilukada akhir tahun lalu dan menjadikannya sebagai sebuah kekuatan baru untuk menapak masa depan.

“Khusus tentang PNS di lingkup Pemerintah Kabupaten Ende, mungkin ada yang berbeda pada masa suksesi kali lalu, satukan semua kekuatan ini untuk memangun Ende ke depan. Untuk itu cermati juga undang-undang baru tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam rekruitmen dan penempatan seseorang dalam jabatan,” pungkasnya.

Pertumbuhan Pariwisata Bali, NTB, dan NTT Sangat Pesat

Masa depan kepariwisataan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Bali telah ditetapkan sebagai koridor V dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3EI) sejak 2011. Ketiga provinsi ini mencatat pertumbuhan pariwisata yang sangat pesat.

Seperti dilansir Tempo.co, Rabu(26/3), Provinsi Bali, NTB, dan NTT telah menjadi pengembangan koridor V sebagai gerbang pariwisata dunia. Hal ini disampaika Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Pengestu, saat “Membuka Konektivitas Pulau-pulau di Indonesia Timur Untuk Pengembangan Pariwisata,” di Balairung Soesilo Sudarman, belum lama ini.

Menurut Mari, dalam dua tahun terakhir atau setelah ditetapkannya NTB sebagai wilayah koridor V MP3EI, jumlah kunjungan wisatawan asing dan domestik ke provinsi ini naik tajam. Dari 887 ribu orang pada 2011 menjadi 1,2 juta orang pada 2013. Tiga provinsi di koridor V ini memiliki daya tarik wisata berkelas dunia dan masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Pada 2025 mendatang, ada 16 KSPN yang mendapat prioritas. Enam di antaranya berlokasi di koridor V, yakni Kintamani, Danau Batur (Bali), Menjangan, Pemuteran (Bali), Kuta, Sanur, Nusa Dua (Bali), Rinjani dan sekitarnya( NTB), Pulau Komodo dan sekitarnya (NTT), seta Danau Kelimutu, Ende, FLores (NTT).

Selain itu ada kawasan Mendelika di pantai selatan Lombok, yang sedang dalam proses menjadi Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata; beberapa kawasan pariwisata baru di Kupang; serta pantai selatan Lombok dan Bali, yang ditetapkan sebagai Daerah Perhatian Investasi (DPI).

Mari mengatakan, di luar konektivitas, akan dibangun jaringan dan kapasitas transportasi laut, udara, dan darat. “Keberadaan pelabuhan, seperti Tanjung Benoa, tahun ini harus selesai. Kedalamannya sedang diteliti. Ini merupakan kerja sama (Kementerian) Pekerjaan Umum dan pemerintah daerah,” kata Mari.

Ke depan, diperhatikan pula koridor VI, seperti Papua dan Kepulauan Maluku, Ambon, Sorong, Timika, serta Jayapura.

“Jangan hanya perhatikan koridor V saja,” kata Mari. Sebab, di wilayah Indonesia timur ini akan dikembangkan wisata minat khusus, ekoturisme dengan kekuatan alam.