Wakil
Bupati Ende, H.Djafar H.Achmad, Sabtu pagi(19/04) tinjau lokasi
longsoran di KM 17,jurusan Ende-Maumere. Kehadiran Wabup Djafar di KM 7
itu, menyikapi laporan masyarakat tentang adanya longsoran di jalan
Negara tersebut.
Djafar diampingi Kasat.Pol.PP Ende Abu Longgi dan Humas Pemkab Ende. Sekitar pukul 10.18, tiba lokasi dan langsung memantau pelaksanaan evakuasi material longsoran oleh petugas teknis dari kontraktor PT.Agogo.
Disela-sela peninjauan, Wabup Djafar mengatakan kedepannya setiap pekerjaan proyek harus diawali dengan survey yang melibatkan tenaga ahli geologi. Pentingnya tenaga ahli geologi, kata Djafar karena adanya spesifikasi struktur tanah di pulau Flores khususnya Ende. “Pekerjaan proyek harus melalui survey dan harus melibatkan ahli geologi, karena struktur tanah di Pulau Flores jauh berbeda dengan wilayah lainnya” Ujar Djafar memberi petunjuk.
Dia menjelaskan bahwa, pengerjaan suatu proyek harus dilakukan secara bertahap.” Selesaikan dahulu di satu titik sampai benar-benar beres baru pindah ketitik berikutnya” Tutur Djafar menambahkan. Karena itu, demikian Djafar, setiap design proyek mesti dipahami betul kondisi lokasinya, berikut dampak akan ditimbulkan bagi masyarakat, seperti longsoran dan terhambatnya jalur transportasi.
Dia menjanjikan akan mempelajari system proyek yang ada agar dapat mengambil langkah-langkah yang tepat sehingga kedepannya kualitas proyek dapat dipertanggung-jawabkan sekaligus meminimalisir dampak negative bagi masyarakat. Untuk itu, ucap Djafar, Ia akan membangun komunikasi dengan kepala Bina Marga Pusat terkait dengan perencanaan hingga pelaksanaan proyek perluasan jalan Negara di Kab.Ende.
Untuk saat ini, dia menghimbau masyarakat penggna jalan tersebut agar selalu berhati-hati bila melewati titik rawan longsor yang ada.
Sementara petugas lapangan kontraktor PT.Agogo, Darius menjelaskan kepada Wabup bahwa longsoran terjadi pada hari Jumat (18/04) dengan akumulasi longsoran berikutnya saat hujan deras. Panjang longsoran mencapai 900 M di 3 titik, dari KM 7 sampai KM 20, dengan volume material yang cukup banyak terkonsentrasi di KM 20.
Langkah pembersihan material sat itu terhambat akibat turunnya hujan deras, namun masih bisa diselesaikan dalam waktu 4 jam. “ Kami bersikap cepat tanggap dengan mengoperasikan alat berat yang sudah disiagakan pada setiap titik longsoran.Namun sempatak terkendala ketika turun hujan besar” Ungkap Darius memberi penjelasan
Djafar diampingi Kasat.Pol.PP Ende Abu Longgi dan Humas Pemkab Ende. Sekitar pukul 10.18, tiba lokasi dan langsung memantau pelaksanaan evakuasi material longsoran oleh petugas teknis dari kontraktor PT.Agogo.
Disela-sela peninjauan, Wabup Djafar mengatakan kedepannya setiap pekerjaan proyek harus diawali dengan survey yang melibatkan tenaga ahli geologi. Pentingnya tenaga ahli geologi, kata Djafar karena adanya spesifikasi struktur tanah di pulau Flores khususnya Ende. “Pekerjaan proyek harus melalui survey dan harus melibatkan ahli geologi, karena struktur tanah di Pulau Flores jauh berbeda dengan wilayah lainnya” Ujar Djafar memberi petunjuk.
Dia menjelaskan bahwa, pengerjaan suatu proyek harus dilakukan secara bertahap.” Selesaikan dahulu di satu titik sampai benar-benar beres baru pindah ketitik berikutnya” Tutur Djafar menambahkan. Karena itu, demikian Djafar, setiap design proyek mesti dipahami betul kondisi lokasinya, berikut dampak akan ditimbulkan bagi masyarakat, seperti longsoran dan terhambatnya jalur transportasi.
Dia menjanjikan akan mempelajari system proyek yang ada agar dapat mengambil langkah-langkah yang tepat sehingga kedepannya kualitas proyek dapat dipertanggung-jawabkan sekaligus meminimalisir dampak negative bagi masyarakat. Untuk itu, ucap Djafar, Ia akan membangun komunikasi dengan kepala Bina Marga Pusat terkait dengan perencanaan hingga pelaksanaan proyek perluasan jalan Negara di Kab.Ende.
Untuk saat ini, dia menghimbau masyarakat penggna jalan tersebut agar selalu berhati-hati bila melewati titik rawan longsor yang ada.
Sementara petugas lapangan kontraktor PT.Agogo, Darius menjelaskan kepada Wabup bahwa longsoran terjadi pada hari Jumat (18/04) dengan akumulasi longsoran berikutnya saat hujan deras. Panjang longsoran mencapai 900 M di 3 titik, dari KM 7 sampai KM 20, dengan volume material yang cukup banyak terkonsentrasi di KM 20.
Langkah pembersihan material sat itu terhambat akibat turunnya hujan deras, namun masih bisa diselesaikan dalam waktu 4 jam. “ Kami bersikap cepat tanggap dengan mengoperasikan alat berat yang sudah disiagakan pada setiap titik longsoran.Namun sempatak terkendala ketika turun hujan besar” Ungkap Darius memberi penjelasan
No comments:
Post a Comment