Masa depan kepariwisataan di Provinsi Nusa Tenggara
Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Bali telah ditetapkan
sebagai koridor V dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3EI) sejak 2011. Ketiga provinsi ini mencatat pertumbuhan pariwisata yang sangat pesat.
Seperti dilansir Tempo.co, Rabu(26/3), Provinsi Bali, NTB, dan NTT telah menjadi pengembangan koridor V sebagai gerbang pariwisata dunia. Hal ini disampaika Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Pengestu, saat “Membuka Konektivitas Pulau-pulau di Indonesia Timur Untuk Pengembangan Pariwisata,” di Balairung Soesilo Sudarman, belum lama ini.
Menurut Mari, dalam dua tahun terakhir atau setelah ditetapkannya NTB sebagai wilayah koridor V MP3EI, jumlah kunjungan wisatawan asing dan domestik ke provinsi ini naik tajam. Dari 887 ribu orang pada 2011 menjadi 1,2 juta orang pada 2013. Tiga provinsi di koridor V ini memiliki daya tarik wisata berkelas dunia dan masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Pada 2025 mendatang, ada 16 KSPN yang mendapat prioritas. Enam di antaranya berlokasi di koridor V, yakni Kintamani, Danau Batur (Bali), Menjangan, Pemuteran (Bali), Kuta, Sanur, Nusa Dua (Bali), Rinjani dan sekitarnya( NTB), Pulau Komodo dan sekitarnya (NTT), seta Danau Kelimutu, Ende, FLores (NTT).
Selain itu ada kawasan Mendelika di pantai selatan Lombok, yang sedang dalam proses menjadi Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata; beberapa kawasan pariwisata baru di Kupang; serta pantai selatan Lombok dan Bali, yang ditetapkan sebagai Daerah Perhatian Investasi (DPI).
Mari mengatakan, di luar konektivitas, akan dibangun jaringan dan kapasitas transportasi laut, udara, dan darat. “Keberadaan pelabuhan, seperti Tanjung Benoa, tahun ini harus selesai. Kedalamannya sedang diteliti. Ini merupakan kerja sama (Kementerian) Pekerjaan Umum dan pemerintah daerah,” kata Mari.
Ke depan, diperhatikan pula koridor VI, seperti Papua dan Kepulauan Maluku, Ambon, Sorong, Timika, serta Jayapura.
“Jangan hanya perhatikan koridor V saja,” kata Mari. Sebab, di wilayah Indonesia timur ini akan dikembangkan wisata minat khusus, ekoturisme dengan kekuatan alam.
Seperti dilansir Tempo.co, Rabu(26/3), Provinsi Bali, NTB, dan NTT telah menjadi pengembangan koridor V sebagai gerbang pariwisata dunia. Hal ini disampaika Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Pengestu, saat “Membuka Konektivitas Pulau-pulau di Indonesia Timur Untuk Pengembangan Pariwisata,” di Balairung Soesilo Sudarman, belum lama ini.
Menurut Mari, dalam dua tahun terakhir atau setelah ditetapkannya NTB sebagai wilayah koridor V MP3EI, jumlah kunjungan wisatawan asing dan domestik ke provinsi ini naik tajam. Dari 887 ribu orang pada 2011 menjadi 1,2 juta orang pada 2013. Tiga provinsi di koridor V ini memiliki daya tarik wisata berkelas dunia dan masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Pada 2025 mendatang, ada 16 KSPN yang mendapat prioritas. Enam di antaranya berlokasi di koridor V, yakni Kintamani, Danau Batur (Bali), Menjangan, Pemuteran (Bali), Kuta, Sanur, Nusa Dua (Bali), Rinjani dan sekitarnya( NTB), Pulau Komodo dan sekitarnya (NTT), seta Danau Kelimutu, Ende, FLores (NTT).
Selain itu ada kawasan Mendelika di pantai selatan Lombok, yang sedang dalam proses menjadi Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata; beberapa kawasan pariwisata baru di Kupang; serta pantai selatan Lombok dan Bali, yang ditetapkan sebagai Daerah Perhatian Investasi (DPI).
Mari mengatakan, di luar konektivitas, akan dibangun jaringan dan kapasitas transportasi laut, udara, dan darat. “Keberadaan pelabuhan, seperti Tanjung Benoa, tahun ini harus selesai. Kedalamannya sedang diteliti. Ini merupakan kerja sama (Kementerian) Pekerjaan Umum dan pemerintah daerah,” kata Mari.
Ke depan, diperhatikan pula koridor VI, seperti Papua dan Kepulauan Maluku, Ambon, Sorong, Timika, serta Jayapura.
“Jangan hanya perhatikan koridor V saja,” kata Mari. Sebab, di wilayah Indonesia timur ini akan dikembangkan wisata minat khusus, ekoturisme dengan kekuatan alam.
No comments:
Post a Comment