WELCOME TO ENDE FLORES KOTA RAHIMNYA PACASILAKOTA RAHIMNYA PACASILA

Monday, February 24, 2014

Bung Karno di Ende Flores

"...Masa Pembuangan Bung Karno dan Inggit Ganarsih di Ende Flores..." Photo By : Red NRMnews.com
Masa Pembuangan Bung Karno dan Inggit Ganarsih (Isteri Kedua Bung Karno), di Ende Flores…
"...Lambang Negara Garuda Pancasila..." Photo By : Red NRMnews.com

Hari Lahir Pancasila kerap diperingati pada tanggal 1 Juni sebagai patokan waktu dimana Bung Karno mengaungkan Pancasila sebagai dasar negara dalam sidang BPUPKI.

Pidato 1 Juni 1945 itu merupakan tonggak terpenting bagi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kini dikenal sebagai Hari Lahirnya Pancasila

Namun tidak banyak yang tahu bahwa Konsepsi Pancasila telah digagas Bung Karno sejak lama dalam masa pembuangannya di Ende. Ende, Flores menjadi tempat pembuangan politik Putra Sang Fajar ini selama tahun 1934-1938. 

Namun justru di tempat ini Bung Karno memperoleh kesempatan untuk mematangkan gagasan tentang dasar perjuangannya memerdekakan Indonesia sekaligus sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang kian majemuk. Menurut Bupati Ende Don Bosco M. Wanggai kepada..Belanda menganggap pembuangan di Ende dapat membatasi ruang gerak Soekarno. 

Namun ternyata buah pikiran dan idealismenya bukannya mati justru makin berkembang disana. Ia bersahabat dan berkorespondensi dengan Pastor Huiting SVD. Pada suatu hari Pastor Huiting yang mengetahui dasar perjuangan Soekarno adalah Islam, Nasionalis, dan Marxis itu, melontarkan pertanyaan kepada Bung Karno, katanya :
“…Soekarno, dimanakah tempat ibumu yang Hindu, dalam Indonesia-mu yang Islam, Nasionalis, dan Marxis, lalu dimanakah tempat saya sahabatmu, dan masyarakat Ende yang beragama Katolik, dalam Indonesia yang Islam, Nasionalis, dan Marxis…? “.
"...Bupati Ende, Don Bosco M. Wanggai,saat Memberikan Keterangan Persnya..." Photo By : Red NRMnews.com
“…Bupati Ende, Don Bosco M. Wanggai,saat Memberikan Keterangan Persnya…” Photo By :
Demikian ditanyakan Pastor Huiting. Dari pertanyaan itulah, yang kemudian membuat Bung Karno merenung dan memantapkan konsep Pancasila tersebut, bagi Indonesia yang Ber-Bhinneka. 

Di tempat yang kini bernama Lapangan Pancasila, menurut cerita masyarakat, 80 tahun lalu Bung Karno saat hari panas, sering duduk berteduh di bawah pohon sukun bercabang lima tersebut, sambil memandangi daun sukun yang bergigi lima buah dan bersudut lima pada setiap sisinya. 

Tempat ini menghadap Teluk Sawu dengan lautnya yang tenang dan dikelilingi bukit-bukit hijau menyejukkan mata dan hati. 

“Di kota ini kutemukan lima butir mutiara, di bawah pohon ini pula kurenungkan nilai-nilai luhur Pancasila,” demikian Kutipan Pidato Bung Karno saat mengunjungi Ende tahun 1950. 

Ende pun disebut sebagai ” Rahim ” Pancasila. ”Kadang kami berseloroh, kalau saja Bung Karno tidak dibuang di Ende, maka tidak akan ada Pancasila…,” kenang Bupati Ende Don Bosco sambil tertawa. Ia pun bersyukur atas perhatian khusus pemerintah pusat berkaitan dengan sejarah Pancasila ini. 

Selain itu Ia pun berterimaksih, atas revitalisasi Situs Bung Karno di Ende. Peringatan hari lahir Pancasila 1 Juni 2013 ini menjadi sangat istimewa karena pertamakalinya Perayaan Hari Lahir Pancasila tingkat Nasional diperingati di Rahim Pancasila, yaitu Ende.

No comments:

Post a Comment