Wakil
Presiden Boediono meminta Pemerintah Kabupaten Ende, Flores, Nusa
Tenggara Timur (NTT), dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud) segera mengupayakan pembentukan badan pengelola pemelihara situs Bung Karno di Ende.
Menurut Wapres, situs itu tak hanya memiliki makna sejarah tapi juga akan memberikan pesan kesinambungan berbangsa dan bernegara kepada Indonesia generesi ke generasi.
Wapres meminta usulan badan pengelola sebagai pemelihara segera ditindaklanjuti Bupati Ende dan selanjutnya diurus ke Kemdikbud untuk mendapatkan status resmi. Dengan status itu, sambung Wapres, akan ada jaminan sumber anggaran pemeliharaan.
"Yang perlu kita lakukan adalah menindaklanjuti pemeliharaan dan pemanfaatan. Pemeliharaan akan kita harapkan kepada badan pengelola situs dan ini tentu memerlukan waktu," kata Boediono di Istana Wapres pada saat serah terima hasil revitalisasi situs Bung Karno, Senin (17/2).
Wapres juga meminta agar Yayasan Ende Flores tetap mengusahakan program-program yang tetap menghidupkan semangat dan pengetahuan akan situs-situs tersebut. Sekadar informasi, tiga situs resmi Bung Karno diresmikan pada satu Juni tahun lalu.
"Ini adalah upaya kecil. Ini adalah pemugaran yang menghabiskan uang Rp 9 miliar tapi kalau dilihat hasilnya sangat besar. Ini kegiatan yang nanti dampaknya sangat panjang dan besar bagi anak-anak kita," kata Wapres.
Dalam kesempatan tersebut, Boediono bersama Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti menerima hasil serah terima revitalisasi Situs Pengasingan Bung Karno dan Taman Rendo di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) dari Yayasan Ende Flores yang diketuai oleh Ignas Kleden.
Ignas Kleden mengatakan biaya pemugaran dan revitalisasi tiga situs terkait Bung Karno di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) tak diambil sedikitpun dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) maupun APBD (Daerah). Dana untuk revitalisasi situs itu berasal dari donasi lima perusahan yakni PT Adaro Energy TBK, PT BCA, PT Bank Mandiri, PT Bank CIMB Niaga, PT Bank Permata Tbk dan PT Semen Bosowa Maros.
"Semua berasal dari sumbangan para donatur. Pak Boediono sebagai dewan pembina tidak menghendaki renovasi berasal dari APBN dan APBD," kata Ignas.
Di Ende ada 10 situs bersejarah dari Soekarno yang memiliki kisah di masa pengasingan. Selain rumah pengasingan dan Taman Rendo, delapan situs lainnya antara lain, pertama, pelabuhan lokasi pendaratan kapal pengangkut Soekarno. Di pelabuhan ini, Soekarno dan keluarga mendarat dari Kapal Barang KPM Jan van Riebeeck.
Menurut Wapres, situs itu tak hanya memiliki makna sejarah tapi juga akan memberikan pesan kesinambungan berbangsa dan bernegara kepada Indonesia generesi ke generasi.
Wapres meminta usulan badan pengelola sebagai pemelihara segera ditindaklanjuti Bupati Ende dan selanjutnya diurus ke Kemdikbud untuk mendapatkan status resmi. Dengan status itu, sambung Wapres, akan ada jaminan sumber anggaran pemeliharaan.
"Yang perlu kita lakukan adalah menindaklanjuti pemeliharaan dan pemanfaatan. Pemeliharaan akan kita harapkan kepada badan pengelola situs dan ini tentu memerlukan waktu," kata Boediono di Istana Wapres pada saat serah terima hasil revitalisasi situs Bung Karno, Senin (17/2).
Wapres juga meminta agar Yayasan Ende Flores tetap mengusahakan program-program yang tetap menghidupkan semangat dan pengetahuan akan situs-situs tersebut. Sekadar informasi, tiga situs resmi Bung Karno diresmikan pada satu Juni tahun lalu.
"Ini adalah upaya kecil. Ini adalah pemugaran yang menghabiskan uang Rp 9 miliar tapi kalau dilihat hasilnya sangat besar. Ini kegiatan yang nanti dampaknya sangat panjang dan besar bagi anak-anak kita," kata Wapres.
Dalam kesempatan tersebut, Boediono bersama Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti menerima hasil serah terima revitalisasi Situs Pengasingan Bung Karno dan Taman Rendo di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) dari Yayasan Ende Flores yang diketuai oleh Ignas Kleden.
Ignas Kleden mengatakan biaya pemugaran dan revitalisasi tiga situs terkait Bung Karno di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) tak diambil sedikitpun dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) maupun APBD (Daerah). Dana untuk revitalisasi situs itu berasal dari donasi lima perusahan yakni PT Adaro Energy TBK, PT BCA, PT Bank Mandiri, PT Bank CIMB Niaga, PT Bank Permata Tbk dan PT Semen Bosowa Maros.
"Semua berasal dari sumbangan para donatur. Pak Boediono sebagai dewan pembina tidak menghendaki renovasi berasal dari APBN dan APBD," kata Ignas.
Di Ende ada 10 situs bersejarah dari Soekarno yang memiliki kisah di masa pengasingan. Selain rumah pengasingan dan Taman Rendo, delapan situs lainnya antara lain, pertama, pelabuhan lokasi pendaratan kapal pengangkut Soekarno. Di pelabuhan ini, Soekarno dan keluarga mendarat dari Kapal Barang KPM Jan van Riebeeck.
No comments:
Post a Comment