Kerugian akibat bencana alam di Kabupaten Ende Januari -Februari 2014 mencapai Rp 1,8 miliar.
Kerugian ini karena banyak inftrastruktur dasar seperti rumah, sekolah maupun jalan yang rusak akibat bencana.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah (BPBD) Kabupaten Ende, Subhan Wanda menjawab Pos Kupang di Ende, Selasa (24/2/2014).
Subhan menjelaskan, dalam dua bulan terakhir di tahun 2014 terjadi 6 kasus bencana alam, yakni abrasi yang menimpa SMA Nangapanda di Kecamatan Nangapanda, abrasi di Pulau Ende, banjir rob di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Ende Selatan, jalan putus di Desa Tanali, Kecamatan Wewaria, tanggul jebol di ruas jalan menuju Desa Wolotopo, Kecamatan Ndona serta abrasi di Borokonda, Kecamatan Ende Utara.
Terhadap berbagai kasus bencana, ujar Subhan, pemerintah telah melakukan tindakan tanggap darurat seperti memberikan bantuan makanan dan minuman atau pakaian serta peralatan dapur kepada para korban bencana maupun membangun tanggul penahan abrasi yang bersifat sementara.
"Kalau untuk jangka panjang pemerintah Kabupaten Ende berkoordinasi dengan pemerintah propinsi maupun pusat untuk membangun tanggul penahan ombak yang bersifat permanen sehingga bisa memberikan rasa aman kepada warga,"kata Subhan.
Rencana jangka panjang lain yang hendak ditempuh pemerintah, katanya, adalah mengupayakan bantuan kepada warga terutama bagi warga yang hendak membangun kembali rumah-rumah mereka yang sebelumnya rusak akibat bencana alam berupa abrasi.
Khususnya kepada warga yang menjadi korban abrasi saran pemerintah kepada mereka adalah relokasi ke tempat lain yang dirasa lebih aman dari abrasi, karena apabila masih mendiami tempat yang lama tentu akan terus menjadi sasaran abrasi.
"Kejadian abrasi di beberapa tempat seakan sudah menjadi hal yang rutin setiap tahun. Hal ini semestinya harus menjadi peringatan bagi warga untuk tidak lagi mendiami tempat yang sama,"kata Subhan.
Kerugian ini karena banyak inftrastruktur dasar seperti rumah, sekolah maupun jalan yang rusak akibat bencana.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah (BPBD) Kabupaten Ende, Subhan Wanda menjawab Pos Kupang di Ende, Selasa (24/2/2014).
Subhan menjelaskan, dalam dua bulan terakhir di tahun 2014 terjadi 6 kasus bencana alam, yakni abrasi yang menimpa SMA Nangapanda di Kecamatan Nangapanda, abrasi di Pulau Ende, banjir rob di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Ende Selatan, jalan putus di Desa Tanali, Kecamatan Wewaria, tanggul jebol di ruas jalan menuju Desa Wolotopo, Kecamatan Ndona serta abrasi di Borokonda, Kecamatan Ende Utara.
Terhadap berbagai kasus bencana, ujar Subhan, pemerintah telah melakukan tindakan tanggap darurat seperti memberikan bantuan makanan dan minuman atau pakaian serta peralatan dapur kepada para korban bencana maupun membangun tanggul penahan abrasi yang bersifat sementara.
"Kalau untuk jangka panjang pemerintah Kabupaten Ende berkoordinasi dengan pemerintah propinsi maupun pusat untuk membangun tanggul penahan ombak yang bersifat permanen sehingga bisa memberikan rasa aman kepada warga,"kata Subhan.
Rencana jangka panjang lain yang hendak ditempuh pemerintah, katanya, adalah mengupayakan bantuan kepada warga terutama bagi warga yang hendak membangun kembali rumah-rumah mereka yang sebelumnya rusak akibat bencana alam berupa abrasi.
Khususnya kepada warga yang menjadi korban abrasi saran pemerintah kepada mereka adalah relokasi ke tempat lain yang dirasa lebih aman dari abrasi, karena apabila masih mendiami tempat yang lama tentu akan terus menjadi sasaran abrasi.
"Kejadian abrasi di beberapa tempat seakan sudah menjadi hal yang rutin setiap tahun. Hal ini semestinya harus menjadi peringatan bagi warga untuk tidak lagi mendiami tempat yang sama,"kata Subhan.
No comments:
Post a Comment